TRIBUNNEWS.com - Setidaknya 11 pangkalan militer Israel menjadi sasaran roket kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, Minggu (25/8/2024).
Ke-11 pangkalan militer yang diserang itu termasuk pangkalan Meron, Zaatoun, Al-Sahl, Nafah, Yarden, dan Ein Zeitim, serta kamp Kela, UF, Ramot Naftali, Neve Ziv, dan Zarura.
Semua pangkalan itu berada di Israel utara.
Hizbullah mengatakan, serangan itu dilakukan untuk membuka jalan bagi drone menyasar target lainnya di Israel.
"Fase awal melibatkan penargetan barak dan lokasi Israel untuk memudahkan drone penyerang menuju target yang dituju jauh di dalam wilayah Israel," kata Hizbullah, Minggu, dikutip dari Anadolu Ajansi.
"Drone ini telah berhasil mencapai tujuannya sesuai rencana," imbuh dia.
Selain pangkalan militer, Hizbullah juga menargetkan sistem pertahanan rudal Iron Dome milik Israel di Palestina utara yang diduduki, menggunakan roket.
Hizbullah juga mencatat, "Jumlah roket Katyusha yang diluncurkan sejauh ini lebih dari 320 unit dan digunakan untuk menyerang posisi musuh."
Serangan itu, lanjut Hizbullah, adalah serangan "tahap pertama balasan kami terhadap pembunuhan (Komandan Senior, Fuad) Shukr."
Hizbullah pun mengklaim serangan tahap pertama itu telah "berhasil diselesaikan".
Diketahui, pernyataan Hizbullah itu dikeluarkan tak lama setelah pasukan Israel menyerang Lebanon selatan menggunakan serangan udara berskala besar yang disebut sebagai "serangan pendahuluan".
Baca juga: Eks Jenderal Israel: Kami Tak Siap Hadapi Rudal Iran dan Proksinya, Seluruh Negara Akan Hancur
Israel sendiri mengklaim serangan itu dilakukan untuk mencegah Hizbullah melancarkan tindakan.
"Kami baru-baru ini mendeteksi persiapan Hizbullah untuk meluncurkan roket dan rudal ke Israel."
"Karena itu, kami menyerang untuk mencegah ancaman tersebut," ujar militer Israel.