Seperti Tashjian, pakar kajian Timur Tengah di Universitas Sakarya Turki, Furkan Halit Yolcu, juga merasa Israel dan Amerika Serikat (AS) enggan terlibat dalam perang besar.
Yolcu menyebut Hizbullah tidak seperti Hamas. Hizbulllah bukan “aktor nonnegara berskala kecil”.
Kekuatan Hizbullah hampir seperti kekuatan militer nasional dalam hal angkatan darat. Selain, itu Hizbullah memiliki rudal dan sistem pertahanan udara yang bisa membahayakan setiap militer yang menyerangnya.
“Hizbullah punya tekad dan militer darat yang diperlukan agar bisa wilayah Israel terdampak sangat, sangat, sangat besar,” ujar Yolcu.
Dia memperingatkan, warga sipil Israel terancam harus tinggal di tempat perlindungan bawah tanah yang sudah dipersiapkan pemerintah mereka.
Hari-hari normal mereka bisa berakhir sepenuhnya karena Hizbullah mampu menembus sistem pertahanan udara Israel.
Yolcu menyebut Israel terancam oleh rudal balistik yang dimiliki kelompok asal Lebanon itu.
Baca juga: Misi Hizbullah Tercapai Saat Ini, Hassan Nasrallah Sebut Klaim Israel Sebagai Narasi Hollywood
“Israel memiliki sistem pertahanan berlapis-lapis yang rumit dan mampu menangkis rudal penjelajah, rudal balistik, rudal jarak dekat, rudal jarak jauh,” ujar dia
“Namun, ada konsep yang disebut ‘saturasi’, yang menyatakan bawah kalian memiliki sejumlah peluncur di darat yang menunggu untuk mempertahankan zona udara kalian. Katakanlah Israel punya peluncur dalam jumlah X yang siap dikerahkan dan aktif, mencari rudal yang datang dari mana pun.”
“Jika Israel menghadapi rudal berjumlah ‘X ditambah satu’ yang datang, terdapat jaminan bahwa setidaknya aada satu rudal yang akan mengenai target.”
(Tribunnews/Febri)