Ia mengonfirmasi bahwa "sejumlah besar pesawat tanpa awak mengenai target yang dituju, tetapi musuh merahasiakan semua rincian yang relevan."
Sayyed Nasrallah menjelaskan bahwa operasi tersebut melibatkan dua tahap.
Tahap awal difokuskan pada penargetan lokasi dan barak di wilayah Palestina utara yang diduduki dengan ratusan roket yang dimaksudkan untuk menguras dan menghancurkan Iron Dome dan rudal pencegat, yang membuka jalan bagi tahap kedua, yang menyaksikan kawanan pesawat nirawak menuju sasaran yang dituju.
Pejabat Israel tunjukkan kegagalan Israel dalam menghadapi Hizbullah
Sejumlah pejabat Israel telah menyuarakan kritik terhadap pemerintah Israel menyusul tindakan balasan Hizbullah terhadap pembunuhan komandan senior Hizbullah, Fouad Shokor.
Media Israel melaporkan bahwa pemerintah Israel telah menghadapi pertikaian internal setelah Hizbullah meluncurkan salvo roket dan kawanan pesawat tak berawak dalam Operasi Arbaeen.
Menurut Saluran 12 Israel , partai Likud, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, juga mengalami perselisihan internal.
Mengingat situasi tersebut, Netanyahu memerintahkan para menteri dan anggota partainya untuk menahan diri dari membuat pernyataan publik.
Hanokh Milbitzky, anggota Komite Urusan Luar Negeri dan Keamanan Knesset dari Likud, menyatakan, "Israel telah gagal; penduduk Utara tidak terlindungi."
Gideon Saar, ketua partai New Hope, menyuarakan kritikan tersebut, dengan menyatakan, "Musuh-musuh Israel yang menentukan waktu dan intensitas eskalasi. Bukan kita."
Sementara itu, Moshe Tur-Paz, wakil juru bicara Knesset dari partai Yesh Atid, mengatakan bahwa klaim pemerintah tentang "serangan pendahuluan terhadap Lebanon" hanyalah bentuk lain dari stagnasi.
Sementara itu, kepala dewan lokal pemukiman Metulla, David Azulai, menggarisbawahi bahwa pemerintah Israel menelantarkan para pemukimnya di Utara. Situasi yang berkembang, katanya, hanyalah "perang untuk melindungi Tel Aviv."
Pentagon: AS Memberikan Informasi intelijen kepada 'Israel' Saat Hizbullah Membalas
Sekretaris Pers Pentagon mengatakan bahwa AS tidak terlibat langsung selama operasi pembalasan Perlawanan Islam.
Amerika Serikat memberikan dukungan intelijen kepada "Israel" selama operasi balasan Hizbullah pada hari Minggu, kata Sekretaris Pers Pentagon Mayjen Patrick Ryder dalam jumpa pers pada hari Senin.
"Kami memang menyediakan sejumlah dukungan pengintaian pengawasan intelijen, ISR, dalam hal melacak serangan Hizbullah Lebanon yang masuk, tetapi tidak melakukan operasi kinetik apa pun karena tidak diperlukan," katanya.