TRIBUNNEWS.COM - Krisis kesehatan yang membayangi Gaza semakin dalam.
Situasi tambah diperparah dengan perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh Israel, Al Jazeera melaporkan.
Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Gilles Michaud pada Selasa (27/8/2024), mengakui kalau kemampuan badan tersebut untuk beroperasi di Jalur Gaza yang terkepung terhalang oleh perintah evakuasi yang berulang kali dikeluarkan Israel.
"Perintah evakuasi memaksa warga Palestina untuk melarikan diri ke zona kemanusiaan yang terus menyusut," katanya, dikutip dari Al Jazeera.
Pada hari Senin (26/8/2024) kemarin saja, operasi bantuan dari PBB di Gaza dihentikan gara-gara Israel mengusir paksa warga Palestina di Deir al-Balah.
Rekor perintah evakuasi
PBB mengatakan Israel mengeluarkan rekor 16 perintah evakuasi pada bulan Agustus.
Pengusiran itu telah memaksa 12 persen populasi daerah kantong itu untuk pindah dalam beberapa hari.
“Perintah evakuasi massal adalah yang terbaru dalam daftar panjang ancaman yang tak tertahankan bagi personel PBB dan kemanusiaan,” kata Michaud dalam sebuah pernyataan .
“Seperti kebanyakan warga Palestina di Gaza, kami kehabisan tempat aman bagi staf kami sendiri,” tambahnya.
Jonathan Crickx, juru bicara badan kesejahteraan anak PBB, Unicef, di wilayah tersebut, mengatakan kepada The Guardian bahwa "satu hal yang pasti adalah hampir mustahil untuk memimpin kampanye vaksinasi polio dalam skala besar di zona pertempuran aktif".
Baca juga: Krisis Kesehatan di Gaza, Kasus Polio Pertama dalam 25 Tahun Menyerang Bayi 10 Bulan
Saat perintah itu dikeluarkan, PBB padahal sudah bersiap untuk memvaksinasi Polio sekitar 640.000 anak di bawah usia 10 tahun di Gaza.
Upaya ini dilakukan setelah seorang bayi berusia 10 bulan lumpuh akibat virus Polio tipe 2.
Dan itu tercatat sebagai kasus polio pertama yang dikonfirmasi di daerah kantong itu selama 25 tahun terakhir.
Gagal kalau tidak ada gencatan senjata sementara
Tanpa jeda kemanusiaan, pekerja bantuan memperingatkan bahwa kampanye tersebut akan gagal menjangkau cukup banyak anak untuk menghentikan penyebaran virus.