Ada kekhawatiran bahwa virus tersebut dapat menyebar dengan cepat karena kondisi sanitasi yang buruk dan kepadatan di kamp-kamp Gaza yang sekarang menampung ratusan ribu orang terlantar.
Sementara tentara Israel bekerja sama dalam pengiriman 25.000 botol vaksin pada hari Minggu, para komandannya belum sepakat untuk menghentikan pengeboman untuk memastikan upaya imunisasi yang aman dan efektif.
Selain pengungsian yang terus-menerus, Human Rights Watch (HRW) mengatakan pada hari Senin bahwa serangan Israel terhadap infrastruktur perawatan kesehatan dan pasokan air, serta penghalangan bantuan yang terus-menerus, berkontribusi terhadap "wabah polio yang berpotensi menimbulkan bencana" di Jalur Gaza.
"Jika pemerintah Israel terus memblokir bantuan mendesak dan menghancurkan infrastruktur pengelolaan air dan limbah, hal itu akan memudahkan penyebaran penyakit yang hampir diberantas di seluruh dunia," kata Julia Bleckner, peneliti senior kesehatan dan hak asasi manusia di HRW, saat laporan tersebut dirilis.
Jeda kemanusiaan yang sangat dinantikan
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres pada Jumat (16/8/2024) yang lalu, menyerukan agar pihak-pihak yang berkonflik di Gaza bersedia menyepakati jeda kemanusiaan agar kampanye vaksin Polio dapat dilakukan, Reuters melaporkan.
Saat berbicara kepada wartawan di PBB, Guterres menekankan bahwa pencegahan dan penanggulangan penyebaran polio di daerah kantong tersebut memerlukan upaya besar, terkoordinasi, dan mendesak.
"Mari kita perjelas, vaksin terbaik untuk Polio adalah perdamaian dan gencatan senjata kemanusiaan segera," kata Guterres, dikutip dari laman resmi PBB.
Namun, katanya, bagaimana pun juga, jeda kemanusiaan sementara agar dapat menyuntikkan vaksin Polio adalah suatu keharusan.
"Tidak mungkin melakukan kampanye vaksinasi polio saat perang sedang berkecamuk di mana-mana," lanjutnya.
Guterres mengatakan PBB siap meluncurkan kampanye vaksin polio di Gaza untuk anak-anak di bawah usia 10 tahun, tetapi di satu sisi, ia mengakui kalau tantangannya begitu serius.
Ia menggambarkan Gaza sebagai “kejatuhan kemanusiaan” karena penderitaan justru bertambah dan disaksikan oleh mata dunia.
Temuan virus Polio
Dikutip dari Middle East Eye, setidaknya 95 persen cakupan vaksinasi akan dibutuhkan selama masing-masing dari dua putaran kampanye untuk mencegah penyebaran polio dan mengurangi kemunculannya mengingat kehancuran di Gaza.
Yang paling penting, kampanye yang sukses akan membutuhkan fasilitasi transportasi untuk vaksin dan peralatan pendingin di setiap langkah, masuknya para ahli Polio ke Gaza, layanan internet dan telepon yang andal, dan elemen-elemen lainnya.
"Polio terdeteksi dalam limbah di provinsi Deir Al-Balah dan Khan Yunis di Gaza," kata Dr. Hamid Jafari, spesialis polio WHO, dalam konferensi pers awal bulan ini, seraya menambahkan ada kemungkinan virus itu telah beredar sejak September.