"Saya tidak berbicara tentang kecelakaan operasional; saya berbicara tentang tembakan, pecahan peluru, cedera langsung. Ini adalah jumlah yang sangat besar," tegas Zarka.
Ia lebih lanjut mencatat bahwa pendudukan Israel tidak terbiasa dengan perang yang berkepanjangan. Zarka menekankan perlunya menyeimbangkan "perawatan yang menyelamatkan nyawa" dengan kesiapan untuk merawat sejumlah besar tentara yang terluka.
Ia menambahkan bahwa tindakan penyeimbangan ini "melelahkan dan sulit, terutama ketika tidak ada tanda-tanda akan berakhir."
Masad Barhoum, direktur Galilee Medical Center di Nahariya, menyuarakan kekhawatiran Zarka, dengan menegaskan kembali bahwa ia "tidak dapat melihat akhir."
Barhoum menyatakan, "Tidak seorang pun mempersiapkan kami untuk tinggal di bawah tanah selama 11 bulan. Ini adalah tantangan yang sangat, sangat signifikan ."
Barhoum juga mengungkapkan bahwa pusatnya telah merawat sekitar 1.700 prajurit yang terluka, selain 3.500 lainnya yang dirawat karena berbagai penyakit yang diderita di garis depan utara.
Perwira Israel mengatakan komandan brigade mendesak tentaranya melakukan genosida di Lebanon
Desa-desa di Lebanon akan menjadi sunyi dan jalan-jalannya tidak dapat dilalui,' kata Kolonel Moshe Pesel kepada tentara Israel, menurut petugas kesehatan mental Adi Engert.
Seorang petugas kesehatan mental di tentara Israel telah mengungkapkan bahwa seorang komandan baru di salah satu brigade militer negara itu mendorong prajuritnya untuk melakukan "genosida" di Lebanon, menurut lembaga penyiaran milik pemerintah negara itu.
Dalam sebuah posting X pada Senin malam yang kemudian dihapus, Adi Engert, petugas kesehatan mental Brigade Alexandroni, memicu kegaduhan.
Dengan mengklaim bahwa komandan baru brigade tersebut, Kolonel Moshe Pesel, "menginginkan para pejuang melakukan genosida," demikian laporan Otoritas Penyiaran Israel.
"Desa-desa di Lebanon akan menjadi sunyi, dan jalan-jalannya tidak dapat dilalui," demikian kutipan dari berkas yang dikirim Kol. Pesel kepada para prajurit.
Engert melampirkan komentar tersebut pada kirimannya, yang gambarnya terus beredar di media Israel bahkan setelah berkas tersebut dihapus.
Channel 12 melaporkan pada hari Selasa bahwa prajurit Brigade Alexandroni telah bertugas lebih dari 200 hari dalam tugas cadangan sejak 7 Oktober di perbatasan dengan Lebanon dan di Jalur Gaza.
Menurut penyiar tersebut, Engert mengatakan bahwa setelah Pesel mengambil alih komando, ia mengirim pesan kepada para prajurit brigade, dengan mengatakan:
"Seorang komandan baru telah bergabung dengan brigade. Pertama-tama, saya ingin para pejuang melakukan genosida."