News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Raja Maori Tuheitia dari Selandia Baru Wafat di Usia 69 Tahun, Raja Charles Beri Ucapan Belasungkawa

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Raja Maori Tuheitia dari Selandia Baru Wafat di Usia 69 Tahun. Raja Maori Kiingi Tuheitia Pootatau Te Wherowhero VII dari Selandia Baru meninggal dunia pada usia 69 tahun pada Jumat (30/8/2024).

TRIBUNNEWS.COM - Raja Maori Kiingi Tuheitia Pootatau Te Wherowhero VII dari Selandia Baru meninggal dunia pada usia 69 tahun.

Para pembantu raja suku Pribumi Maori di negara itu mengatakan ia meninggal di rumah sakit pada hari Jumat (30/8/2024).

Ia baru saja memulihkan diri setelah menjalani operasi jantung beberapa hari usai merayakan18 tahun penobatannya.

"Kematian Kiingi Tuheitia merupakan momen kesedihan yang mendalam," kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera.

"Seorang kepala suku telah meninggal dunia. Beristirahatlah dalam kasih," lanjut pernyataan itu.

Gerakan Kiingitanga – Gerakan Raja Maori – didirikan pada tahun 1858 dengan tujuan menyatukan suku Maori Pribumi Selandia Baru di bawah satu penguasa.

Jabatan tersebut memiliki bobot politik dan simbolis yang signifikan, tetapi tidak memiliki status hukum.

Media Selandia Baru melaporkan pemakaman raja kemungkinan akan berlangsung Kamis (5/9/2024) mendatang.

Kiingi Tuheitia akan dimakamkan di samping ibunya, Ratu Dame Te Atairangikaahu, dan raja-raja Maori sebelumnya di Gunung Taupiri yang suci.

Tuheitia menggantikan ibunya pada tahun 2006 untuk menjadi raja Kiingitanga ketujuh, meskipun jabatan tersebut tidak selalu bersifat turun-temurun.

PM Selandia Baru pimpin penghormatan bendera

Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon memimpin penghormatan sementara bendera di gedung-gedung pemerintah dan publik dikibarkan setengah tiang.

Baca juga: Tak Sengaja Bagikan Permen isi Narkoba, Lembaga Amal di Selandia Baru Minta Maaf

“Hari ini, kami berduka,” kata Luxon dalam sebuah pernyataan dari Tonga, tempat ia menghadiri Forum Kepulauan Pasifik .

“Komitmennya yang teguh terhadap rakyatnya dan upayanya yang tak kenal lelah untuk menegakkan nilai-nilai dan tradisi Kiingitanga telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan pada bangsa kita.

“Saya akan mengingat dedikasinya terhadap Aotearoa Selandia Baru, komitmennya terhadap mokopuna [kaum muda], hasratnya terhadap te ao Maori (adat istiadat), dan visinya untuk masa depan di mana semua orang diperlakukan dengan bermartabat dan hormat.”

Belasungkawa dari Raja Charles

Raja Inggris Charles III, kepala negara resmi Selandia Baru, mengatakan dia “terkejut” oleh berita tersebut.

Baru-baru ini ia berbicara dengan Raja Tuheitia melalui telepon.

“Saya dan istri saya sangat sedih mengetahui kematian Kiingi Tuheitia,” kata raja dalam sebuah pernyataan.

“Saya sangat senang mengenal Kiingi Tuheitia selama beberapa dekade,"

“Dia sangat berkomitmen untuk menempa masa depan yang kuat bagi suku Maori dan Aotearoa-Selandia Baru yang didirikan atas dasar budaya, tradisi, dan penyembuhan, yang dia laksanakan dengan kebijaksanaan dan kasih sayang,” katanya, menggunakan nama-nama negara dalam bahasa Maori dan bahasa Inggris.

Ada sekitar 900.000 orang Maori di Selandia Baru, sekitar 17 persen dari populasi.

Raja Maori telah menjadi suara yang kuat tentang warisan kolonialisme.

Kedatangan orang Eropa di Selandia Baru menjerumuskan negara itu ke dalam konflik yang berakhir dengan Perjanjian Waitangi tahun 1840 antara Inggris dan ratusan kepala suku Maori.

Dokumen tersebut dianggap sebagai dokumen pendirian negara dan memberikan hak yang sama kepada suku Maori seperti warga negara Inggris dan wewenang atas “taonga” atau harta yang tidak berwujud.

Raja pengganti

Raja berikutnya kemungkinan akan dipilih oleh para kepala suku atau iwi yang terkait dengan Kiingitanga pada akhir tangihanga, atau upacara pemakaman minggu depan, menurut Radio Selandia Baru.

Acara tersebut diperkirakan akan berlangsung setidaknya selama lima hari.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini