TRIBUNNEWS.COM – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menolak mengirim tim kontraktor ke Ukraina untuk merawat perangkat keras Barat, jet tempur F-16 yang rusak akibat serangan Rusia.
Penolakan ini diungkap Joe Biden melalui juru bicara Gedung Putih di Washington, Sabtu (31/8/2024).
Biden menjelaskan pembatalan pengiriman tim kontraktor dan intelijen ke Ukraina lantaran rencana tersebut terlalu berisiko.
“AS menolak usulan militer AS untuk mengirim kontraktor sipil ke Ukraina untuk memelihara F-16 dan peralatan lainnya,” jelas Juru Bicara Gedung Putih, dikutip dari Wall Street Journal.
Adapun penolakan ini dilakukan AS usai angkatan udara Ukraina mengonfirmasi laporan media bahwa pesawat tempur jet F-16 buatan AS, yang dipindahkan ke Ukraina oleh mitra-mitra Baratnya, jatuh akibat serangan Rusia.
Pesawat tempur tersebut jatuh saat menjalankan misi menangkis serangan Rusia di dekat garis depan.
Pasca insiden tersebut terjadi, Dewan Keamanan Nasional AS mempertimbangkan proposal untuk mengirim kontraktor sipil ke Ukraina guna merawat F-16 dan persenjataan lainnya.
Akan tetapi Biden khawatir apabila Gedung Putih nekat mengirimkan tim untuk merawat jet tempur F-16 akan menimbulkan kekhawatiran atas prospek Rusia yang menargetkan kontraktor Amerika di Ukraina.
“Ini terlalu berisiko, sehingga diharapkan negara-negara Eropa yang akan mengambil lebih banyak tanggung jawab untuk pemeliharaan tersebut,” imbuh juru bicara Gedung Putih.
AS Utus Anggota NATO Bantu Ukraina
Kendati demikian, pemerintahan Biden belum mengesampingkan kemungkinan pengiriman kontraktor AS ke Ukraina sepenuhnya, tetapi hal itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Baca juga: Helikopter Bawa 22 Penumpang Hilang Kontak di Rusia, Upaya Pencarian Masih Berlanjut
Untuk saat ini, Washington mengharapkan sekutu NATO-nya di Eropa mau membantu bertanggung jawab atas perawatan jet rancangan AS tersebut.
Diketahui sebelumnya Belanda, Norwegia, Denmark, dan Belgia berjanji untuk memasok lebih dari 80 unit F-16 ke Kyiv, telah mengumumkan bahwa mereka akan mendanai kontrak swasta antara perusahaan perawatan sipil dan Angkatan Udara Ukraina.
"Kami mendukung pemerintah Ukraina secara finansial untuk membuat kontrak tersebut dengan mitra swasta guna melihat apakah mereka dapat menjaga pesawat tersebut tetap beroperasi di masa mendatang," kata Jenderal Onno Eichelsheim, kepala pertahanan Belanda.
Presiden Ukraina Pecat Komandan AU
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dilaporkan memecat komandan Angkatan Udara Mykola Oleshchuk.
Pemecatan dilakukan setelah jet tempur F-16 yang diterbangkan Kyiv jatuh saat menangkis serangan Rusia hingga menewaskan satu pilot militer Ukraina.
Adapun Zelensky mengumumkan pemecatan komandan Angkatan Udara Ukraina itu dalam pidato malam hari pada Jumat (30/8/2024).
Zelensky tidak menjelaskan lebih lanjut soal alasan pemecatan tersebut.
Namun dalam pidatonya, Zelensky mengatakan bahwa para personel militer harus dilindungi, dan diperlukan adanya penguatan tingkat komando.
"Saya telah memutuskan untuk mengganti komandan Angkatan Udara. Saya selamanya berterima kasih kepada semua pilot militer kita," kata Zelensky.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)