TRIBUNNEWS.COM - Kandidat calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, menyerang Presiden AS Joe Biden dan saingannya Kamala Harris, mengenai kurangnya peran mereka dalam mendukung sekutu AS, Israel.
Donald Trump mengatakan tangan Joe Biden dan Kamala Harris berlumuran darah akibat kematian enam sandera, termasuk seorang warga negara AS, yang ditahan oleh gerakan Hamas di Jalur Gaza.
“Kami berduka atas kematian yang tidak dapat dibenarkan dari para sandera Israel, termasuk warga negara Amerika yang luar biasa, Hersh Goldberg Bolen, karena kurangnya kekuatan dan kepemimpinan Amerika,” kata Donald Trump dalam sebuah postingan di akunnya di platform X, Senin (2/9/2024).
"Ini terjadi karena sesama Kamala Harris dan Joe Biden yang curang adalah pemimpin yang buruk. Orang Amerika dibantai di luar negeri, sementara Kamala mengolok-olok keluarga Gold Star dan membuat kebohongan tentang mereka, dan Joe Biden tidur di pantai selama liburan enam belas hari berturut-turut," lanjutnya.
Mantan presiden AS itu juga berpendapat, Kamala Harris dan Joe Biden kurang peduli dengan nasib para sandera Israel di Jalur Gaza.
"Mereka berlumuran darah! Sayangnya, ini adalah (karena) kurangnya kepemimpinan yang diwakili Kamala Harris dan Joe Biden," kata Donald Trump.
Menurutnya, Kamala Harris dan Joe Biden hanya peduli dengan mempersenjatai Departemen Kehakiman untuk melawan lawan politik mereka, merujuk pada kasus yang sedang dihadapi Donald Trump.
Ia juga membahas penarikan pasukan AS dari Afghanistan setelah Taliban kembali berkuasa pada tahun 2021, yang menurutnya menunjukkan lemahnya pemerintahan Joe Biden.
“Negara kita dan orang-orang kita yang luar biasa tidak aman di bawah pemerintahan Joe Biden, dan akan menjadi kurang aman di bawah pemerintahan Kamala Harris,” katanya seperti diberitakan surat kabar Mesir, Nabd.
Sebelumnya, Israel mengumumkan penemuan enam mayat sandera di Rafah, Jalur Gaza selatan pada Sabtu (31/8/2024).
Israel mengungkap identitas enam mayat tersebut adalah Alex Lobanov, Eden Yerushalmi, Almog Sarusi, Sersan Kepala Ori Danino, Hersh Goldberg-Polin, dan Carmel Gat, dikutip dari BBC.
Baca juga: Israel Rilis Hasil Autopsi 6 Mayat Sandera, Tim Forensik: Ada Bekas Peluru dan Luka
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 40.738 jiwa dan 94.154 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (2/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Quds.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 109 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel