TRIBUNNEWS.COM - Puluhan ribu warga Israel turun ke jalan di Tel Aviv, Yerusalem, dan kota-kota lain pada Minggu (1/9/2024) malam.
Mereka turun dengan penuh amarah dan duka setelah enam sandera ditemukan tewas di Gaza.
Diberitakan oleh Reuters, jumlah warga Israel yang mengikuti aksi unjuk rasa mencapai hingga 500.000 orang.
Para pengunjuk rasa menuntut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk segera mencapai gencatan senjata dengan Hamas sambil meneriakkan, "Sekarang! Sekarang!"
Selain itu, mereka juga menuntut agar 101 sandera yang masih ditawan oleh Hamas dibawa pulang dengan selamat.
Sepertiga dari sandera yang ditawan Hamas diperkirakan telah meninggal, menurut pejabat Israel.
Dikutip dari AP News, aksi massa tersebut tampaknya menjadi demonstrasi terbesar selama 11 bulan serangan berlangsung.
Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa situasi ini terasa seperti titik balik yang memungkinkan, meskipun negara itu sangat terpecah.
Mereka memblokir jalan-jalan dan berdemonstrasi di luar kediaman perdana menteri.
Rekaman udara menunjukkan jalan raya utama Tel Aviv dipenuhi oleh para pengunjuk rasa yang membawa bendera dengan gambar para sandera yang terbunuh.
Beberapa pengunjuk rasa menerobos garis polisi di Jalan Raya Ayalon pada Minggu malam.
Baca juga: Semprot Netanyahu, Menhan Israel: Kenapa Koridor Philadelphi Bisa Lebih Berharga dari Nyawa Sandera?
Sebagian orang memanjat bus dan tempat sampah untuk mendapatkan pandangan yang lebih baik terhadap pawai tersebut.
Sementara itu, yang lain mengelilingi seseorang yang mengenakan topeng Netanyahu, sambil meneriakkan, "Hidup, hidup, kami ingin mereka hidup."
Seorang demonstran membawa spanduk bertuliskan "Anda pemimpinnya. Anda yang harus disalahkan."