TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel mengumumkan telah menemukan enam jenazah sandera di sebuah terowongan di Kota Rafah, Gaza selatan.
Keenam sandera tersebut teridentifikasi sebagai Carmel Gat, Hersh Goldberg-Polin, Eden Yerushalmi, Alexander Lobanov, Almog Sarusi, dan Ori Danino.
Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan, keenam jenazah telah dikembalikan ke Israel.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Israel mengatakan, keenam jenazah "dibunuh Hamas dengan sejumlah tembakan dari jarak dekat".
Penembakan tersebut, kata Kemenkes Israel, terjadi sekitar 49-72 jam sebelum kejadian.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan pihaknya tidak akan tinggal diam sebelum menangkap mereka yang bertanggung jawab.
"Siapa pun yang membunuh sandera - tidak menginginkan kesepakatan," kata Netanyahu, dikutip dari Reuters.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz menuduh Hamas melakukan pembunuhan terhadap keenam sandera.
Katz mengatakan, Israel akan menanggapi dengan "kekuatan penuh" setelah kematian keenam sandera tersebut.
"Hamas bertanggung jawab dan akan membayar harga penuh," ancam Katz, dikutip dari Al Jazeera.
Pejabat senior Hamas mengatakan Israel, karena menolak menandatangani perjanjian gencatan senjata, harus disalahkan atas kematian tersebut.
Baca juga: Israel Rilis Hasil Autopsi 6 Mayat Sandera, Tim Forensik: Ada Bekas Peluru dan Luka
"Netanyahu bertanggung jawab atas pembunuhan tahanan Israel," kata pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri kepada Reuters.
"Israel harus memilih antara Netanyahu dan kesepakatan itu," lanjutnya.
Ratusan Ribu Orang 'Serbu' Israel
Aksi protes besar-besaran melanda Israel pada hari Minggu (1/9/2024).
Proters tersebut terjadi menyusul tewasnya enam sandera di Gaza, seiring meningkatnya rasa frustrasi atas kegagalan pemimpin negara itu untuk mengamankan kesepakatan gencatan senjata yang akan membebaskan tawanan Israel.
Massa yang diperkirakan oleh media Israel berjumlah hingga 500.000 orang berdemonstrasi di Yerusalem, Tel Aviv dan kota-kota lain.
Mereka menuntut agar Netanyahu berbuat lebih banyak untuk membawa pulang 101 sandera yang tersisa, sekitar sepertiganya diperkirakan oleh pejabat Israel telah meninggal.
Di Yerusalem, para pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan dan berdemonstrasi di luar kediaman Perdana Menteri.
Baca juga: Demo Netanyahu, Serikat Buruh Terbesar Israel hingga Eks PM Yair Lapid Turun ke Jalan
Rekaman udara menunjukkan jalan raya utama Tel Aviv dipenuhi oleh para pengunjuk rasa yang memegang bendera dengan gambar para sandera yang terbunuh.
Rekaman televisi Israel menunjukkan polisi mengarahkan meriam air ke arah demonstran yang memblokir jalan. Media lokal melaporkan 29 penangkapan.
Para pemimpin buruh menyerukan pemogokan umum satu hari pada hari Senin.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, yang sering berselisih dengan Netanyahu, juga menyerukan kesepakatan dan pemimpin oposisi.
Sementara mantan Perdana Menteri Yair Lapid mendesak orang-orang untuk bergabung dalam demonstrasi di Tel Aviv.
Baca juga: 6 Sandera Tewas di Gaza, Warga Israel Tuntut Gencatan Senjata
Dalam upaya terakhir untuk menghentikan demonstrasi, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, anggota garis keras kabinet keamanan Israel, meminta jaksa agung untuk melarang pemogokan.
Forum Keluarga Sandera meminta Netanyahu untuk bertanggung jawab dan menjelaskan apa yang menghambat tercapainya kesepakatan.
(Tribunnews.com/Whiesa)