TRIBUNNEWS.com - Perlawanan Islam di Irak menargetkan Pelabuhan Haifa milik Israel pada Rabu (4/9/2024), menggunakan drone.
Kelompok itu mengatakan serangan itu dilakukan sebagai tanggapan atas apa yang terjadi di Gaza.
"Menanggapi pembantaian yang dilakukan oleh entitas perampas kekuasaan (Israel) terhadap warga sipil Palestina, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua, para pejuang Perlawanan Islam di Irak pada Rabu pagi, menargetkan Pelabuhan Haifa menggunakan drone," kata kelompok itu, Rabu, dikutip dari Al Mayadeen.
Pekan lalu, Perlawanan Islam di Irak juga menyerang fasilitas Israel di wilayah Palestina utara yang diduduki.
Fasilitas yang diserang itu adalah Pembangkit Listrik Alon Tavor.
Sebelumnya, Perlawanan Islam di Lebanon, Hizbullah, juga telah melancarkan serangan terhadap Israel pada Selasa (3/9/2024).
Hizbullah menyerang sebuah gedung yang diambil alih oleh pasukan Israel di pemukuman Manara.
Serangan itu mengakibatkan wilayah tersebut terbakar.
Unit media militer Hizbullah mengonfirmasi ada pasukan Israel yang tewas dalam serangan itu.
Berikut rincian operasi Hizbullah pada Selasa:
- Pukul 14.00 waktu setempat, Hizbullah menyerang situs militer al-Jirdah dan menghancurkan perangkat lunak mata-mata yang terpasang di sana;
- Pukul 14.10 waktu setempat, Hizbullah menyerang situs militer al-Raheb dan juga menghancurkan perangkat lunak mata-mata;
- Pukul 14.20 waktu setempat, Hizbullah menyerang sistem militer Israel yang dipasang di lokasi militer al-Assi dan berhasil menghancurkannya;
- Pukul 14.55 waktu setempat, Hizbullah menyerang sekelompok tentara Israel di lokasi militer al-Summaqah, di Perbukitan Kfar Chouba, Lebanon yang diduduki;
- Pukul 15.05 waktu setempat, unit artileri Hizbullah menembaki lokasi militer al-Radar di dekat Shebaa Farms yang diduduki;
- Pejuang Hizbullah juga memantau unit intelijen lapangan militer Israel di dekat lokasi militer al-Raheb. Unit artileri kemudian menembaki pasukan tersebut;
- Pada pukul 18.00 waktu setempat, Hizbullah menyerang pasukan Israel di lokasi militer Birket Risha, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
Operasi Al-Qassam dan Al-Quds
Kelompok perlawanan di Gaza masih terus melakukan operasi menghadapi pasukan Israel.
Baca juga: 7 Pengunduran Diri di Militer Israel Paling Menonjol, Mayoritas Malu atas Kegagalan 7 Oktober 2023
Pada Selasa, gerakan sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengungkapkan pejuangnya berhasil menyergap pasukan infanteri Israel di Al-Balawneh di kamp Tulkarem, Tepi Barat utara.
"Ada korban jiwa di pihak musuh," kata Al-Qassam, Selasa, dilansir Palestine Chronicle.
Pejuang Al-Qassam juga terlibat bentrokan sengit dengan pasukan Israel di kamp Tulkarem.
"Kami terlibat bentrokan sengit, (kami menyerang) menggunakan alat peledak dan menghujani pasukan Israel dengan peluru di zona penyerbuan di dalam kamp Tulkarem," imbuh kelompok itu.
Sementara itu, pasukan Jihad Islam Palestina, Brigade Al-Quds, berhasil menargetkan pasukan Israel di kamp Balata.
Perlawanan pejuang Al-Quds juga terjadi di Jenin dan Tulkarem.
"Para pejuang kami di Jenin terus menghadapi pasukan musuh di berbagai medan tempur, menghujani pasukan pendudukan dan kendaraan militer menggunakan rentetan peluru dan alat peledak."
"Para pahlawan kita juga berhasil menghujani pasukan infanteri menggunakan rentetan peluru di Poros Martir, sehingga berhasil mengenai sasaran secara langsung," beber Al-Quds, Selasa.
"Para pejuang kami, bersama dengan para pejuang dari rakyat kami, terlibat dalam pertempuran sengit dengan pasukan musuh yang telah menyerbu kamp Tulkarem."
Baca juga: Analis Militer: Ancaman Terbesar Israel Berasal dari Internal, Bukan Hizbullah Ataupun Iran
"Mereka menghujani infanteri musuh di lorong-lorong kamp dengan rentetan peluru yang berat, sehingga mengenai sasaran secara langsung," lanjut mereka.
Diketahui, Israel terus melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Serangan Israel tersebut telah mengakibatkan lebih dari 40.800 kematian warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 94.200 cedera, menurut otoritas kesehatan setempat.
Blokade Gaza yang terus berlanjut telah mengakibatkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah, sehingga sebagian besar wilayah hancur.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)