Menanggapi meningkatnya agresi Israel di Tepi Barat, Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengonfirmasi bahwa "minggu lalu adalah minggu paling mematikan bagi warga Palestina di Tepi Barat sejak November lalu."
Badan tersebut menambahkan, dalam sebuah unggahan di akunnya di X, "Sementara perang di Jalur Gaza terus berlanjut, kekerasan dan kehancuran di Tepi Barat meningkat setiap jamnya. Ini tidak dapat diterima dan harus dihentikan sekarang."
Ben-Gvir: Masukkan Tepi Barat Sebagai Target Perang
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir telah menyerukan agar Tepi Barat ditambahkan ke dalam daftar target perang.
Saat Ben-Gvir meningkatkan retorikanya terhadap Tepi Barat, para pemukim juga meningkatkan serangan mereka terhadap warga Palestina.
Dalam satu insiden, mereka membakar sebuah kendaraan dan merusak properti dengan slogan-slogan rasis selama penyerangan di desa Abu Falah, sebelah utara Ramallah.
Perlawanan di Tepi Barat terus menghadapi pasukan pendudukan dalam beberapa jam terakhir.
Pada Kamis malam hingga Jumat, Brigade al-Qassam terlibat dalam konfrontasi dengan pasukan pendudukan Israel yang bergerak maju menuju wilayah Maghdousha dan Jammasin di kamp Balata, sebelah timur Nablus.
Batalyon Balata dari Brigade al-Quds melaporkan konfrontasi yang intens di dalam kamp dan menegaskan komitmennya terhadap perlawanan.
Mereka memperingatkan pasukan pendudukan bahwa mereka memiliki "lebih banyak hal yang harus dipersiapkan."
Mengenai Brigade Syuhada al-Aqsa, mereka menyergap pasukan infanteri Israel di kamp Balata, meledakkan alat peledak berkekuatan tinggi, dan kemudian menghadapi para prajurit dengan senapan mesin, sehingga dipastikan ada korban jiwa di antara mereka.
(oln/khbrn/jn/memo/*)