TRIBUNNEWS.COM - Presiden Emmanuel Macron menunjuk Michel Barnier sebagai Perdana Menteri baru Prancis pada Kamis (5/9/2024).
Michel Barnier tiba di kediaman perdana menteri di Hotel Matignon di Paris pada Kamis Malam, dikutip dari BBC.
Ia menggantikan tugas Gabriel Attal yang mengundurkan diri dari PM Perancis pada Juli.
Barnier yang merupakan mantan negosiator Brexit dan konservatif ini menjadi PM tertua dari 26 perdana menteri sebelumnya, dikutip dari AP News.
Pasalnya, ia menjabat sebagai PM Prancis di usianya yang ke-73 tahun.
Dalam upacara serah terima jabatan dengan Attal, Barnier mengatakan peran barunya akan membutuhkan 'banyak mendengarkan, banyak rasa hormat'.
"Orang Prancis menyatakan kebutuhan mereka akan rasa hormat, persatuan, dan perdamaian," kata Barnier yang berdiri di samping Attal, dikutip dari Al Jazeera.
Barnier nantinya akan mengemban tugas untuk membentuk pemerintahan yang dapat bertahan dari Majelis Nasional yang terbagi menjadi tiga blok politik besar.
Ia juga berjanji akan menanggapi banyak tantangan dalam beberapa hari mendatang.
"Saya akan mengadapi tantangan, kemarahan, dan rasa ditinggalkan serta ketidakadilan yang terjadi di kota-kota dan pedesaan kita," katanya.
Ia berjanji untuk menyampaikan kebenaran kepada rakyat Prancis tentang tantangan keuangan dan lingkungan yang dihadapi negara tersebut.
Baca juga: Prancis Kacau, Macron Enggan Pilih Perdana Menteri dari Koalisi Pemenang Pemilu, Diancam Dimakzulkan
Untuk mengambil keputusan ini, Macron membutuhkan waktu berminggu-minggu.
Dengan beralih ke Barnier, Macron berharap dapat memecahkan kebuntuan politik.
"Penunjukan ini dilakukan setelah serangkaian konsultasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana, sesuai dengan tugas konstitusionalnya, presiden memastikan bahwa perdana menteri dan pemerintahan mendatang akan memenuhi persyaratan untuk menjadi sestabil mungkin dan memberi diri mereka peluang untuk bersatu seluas-luasnya," kata pernyataan itu.