TRIBUNNEWS.COM - Departemen Luar Negeri AS mendesak Israel untuk segera menyelidiki penembakan yang menewaskan Aysenur Ezgi Eygi, seorang wanita AS-Turki, selama aksi protes di Tepi Barat minggu lalu.
Para saksi mata mengatakan bahwa Eygi ditembak di kepala oleh pasukan Israel.
Pihak berwenang Israel kemudian mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki insiden tersebut.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel mengatakan kepada wartawan pada hari Senin (9/9/2024), bahwa Israel telah berjanji untuk menyampaikan temuan investigasinya kepada Amerika Serikat terlebih dahulu.
"Kami berharap hal itu terjadi secepat mungkin. Kami berharap proses itu dilakukan secara menyeluruh. Kami berharap proses itu transparan," kata Patel, mengutip NPR.
Sebelumnya, keluarga Eygi menuntut pemerintah Joe Biden untuk melakukan investigasi independen atas penembakan tersebut.
Dilaporkan sebelumnya, Aysenur Eygi (26) tewas pada Jumat (6/9/2024), saat mengikuti aksi demonstrasi menentang pos permukiman Evyatar.
Selama dua bulan terakhir, Eygi bersama relawan International Solidarity Movement (ISM) dan aktivis internasional lainnya, berdemonstrasi menentang pos tersebut, yang awalnya merupakan cabang tidak resmi dari permukiman Beita.
Masyarakat internasional menganggap semua permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki Israel sebagai bentuk pelanggaran hukum internasional.
Pos-pos permukiman tersebut bahkan ilegal menurut hukum Israel.
Namun pada bulan Juli, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, yang juga seorang pemukim ultranasionalis, melegalkan Evyatar dan beberapa pos permukiman lainnya.
Baca juga: PBB Tuntut Penyelidikan Independen atas Pembunuhan Aysenur Ezgi Eygi Seorang Aktivis AS oleh Israel
Kata Saksi Mata
Eygi, yang berkewarganegaraan Amerika dan Turki, baru saja lulus dari Universitas Washington di Seattle.
Ia datang ke Tepi Barat untuk melakukan protes solidaritas dengan warga Palestina.
Eygi baru tiba di Tepi Barat dua hari sebelum dia dibunuh, kata aktivis ISM kepada NPR.
Vivi Chen, seorang aktivis yang berada di lokasi kejadian, mengatakan bahwa militer Israel muncul setelah doa bersama, sebelum aksi demonstrasi dilakukan.
“Pada dasarnya, mereka mendorong kami ke kaki bukit. Saat itu, tentara melemparkan gas air mata. Mereka menembakkan beberapa peluru tajam,” katanya.
Para saksi mengatakan bahwa terjadi beberapa bentrokan dan pelemparan batu.
Aktivis Jay Harrison bersembunyi di balik tempat sampah dan mulai berlari ketika sebuah tembakan mengenai tempat persembunyiannya.
Dia mengatakan saat itulah dia mendengar tembakan lain sekitar 15 kaki jauhnya.
“Saya melihat seseorang jatuh terhuyung-huyung dan terlentang,” katanya.
Dia berlari untuk memeriksa denyut nadinya tetapi denyut nadinya sangat lemah.
Ambulans kemudian membawa Eygi ke Rumah Sakit Rafidia di Nablus, kota utama di Tepi Barat utara.
Di sana, Eygi dinyatakan meninggal dunia.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan menembak ke arah "penghasut utama" yang melemparkan batu ke arah mereka.
Namun, Harrison membantah pernyataan tersebut.
"Tidak mungkin ada seseorang yang dapat memukul mereka dengan batu," katanya.
Baca juga: Eygi, Aktivis Turki-AS yang Ditembak Mati Sniper Israel Baru Lulus Kuliah di Universitas Washington
Chen, aktivis lain yang ada di sana hari itu, mengklaim bahwa itu adalah tembakan yang disengaja. "Bukan seperti ada ratusan peluru yang beterbangan di udara dan dia tertembak secara tidak sengaja," kata Chen.
"Dia (Eygi) hanya bergerak menuruni bukit, lalu dia berdiri di samping pohon zaitun."
Otoritas Palestina Gelar Upacara Penghormatan Terakhir untuk Eygi
Otoritas Palestina (PA) menggelar prosesi pemakaman untuk Aysenur Eygi pada Senin (9/9/2024).
Dilaporkan oleh The Guardian, puluhan pelayat, termasuk beberapa pejabat tinggi PA yang didukung Barat, menghadiri prosesi tersebut.
Jasad Eygi dibungkus dengan bendera Palestina dan wajahnya ditutupi dengan keffiyeh tradisional berwarna hitam-putih.
Pasukan keamanan membawanya dan kemudian menempatkannya ke dalam ambulans Palestina.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan pihaknya tengah berupaya memulangkan jenazah Eygi untuk dimakamkan di kota pesisir Aegea, Didim, sesuai dengan keinginan keluarganya.
Jalur darat antara Tepi Barat dan Yordania ditutup pada hari Minggu.
Oleh karena itu, kementerian tersebut berupaya agar jenazah Eygi dapat diterbangkan ke Turki.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)