“Pendekatan fundamental dan tegas Republik Islam Iran mengenai konflik Ukraina tetap konsisten dan tidak berubah,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanaani.
“Klaim berulang kali mengenai pengiriman rudal balistik ke Rusia didorong oleh tujuan dan motif politik beberapa negara Barat dan sama sekali tidak berdasar,” imbuhnya.
Kecaman senada juga dilontarkan Dubes Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam keterangan resminya ia menyebut tudingan pengiriman senjata ke pihak yang berkonflik adalah tindakan tak manusiawi.
Kemesraan Rusia-Iran
Rusia dan Iran diketahui memiliki hubungan kerja sama yang tinggi.
Ini terlihat dari sikap Rusia yang vokal mengutuk serangan Israel yang menewaskan pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyeh.
Sebagai bentuk balas budi, Iran dilaporkan memasok sejumlah besar rudal balistik jenis permukaan-ke-permukaan yang kuat ke Rusia, untuk perang melawan Ukraina.
Pasokan rudal itu diungkapkan oleh enam sumber terkait Iran yang berbicara kepada Reuters.
Disebutkan tiga sumber Iran di antaranya bahwa Teheran telah memasok sekitar 400 rudal, yang sebagian besar mencakup senjata balistik jarak pendek Fateh-110, seperti Zolfaghar.
Menurut pakar, rudal-rudal yang memiliki kemampuan road-mobile itu mampu menyerang target pada jarak sejauh 300 kilometer hingga 700 kilometer.
Adapun pengiriman rudal-rudal itu dimulai pada awal Januari lalu, setelah kesepakatan dituntaskan dalam pertemuan akhir tahun lalu antara para pejabat militer dan keamanan Teheran dan Moskow yang berlangsung di ibu kota kedua negara.
Tak jelas bagaimana rudal Iran bisa masuk ke Rusia, namun seorang pejabat senior Iran lainnya mengungkapkan bahwa beberapa rudal dikirimkan ke Rusia dengan kapal melewati Laut Kaspia, sedangkan rudal-rudal lainnya diangkut dengan pesawat.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)