Lazzarini menekankan, untuk memasuki Gaza, staf PBB harus mendapatkan izin agar dapat melaksanakan tugasnya secara lancar dan damai sesuai dengan hukum haminter Internasional.
Bukan Pertama Kali
IDF tidak hanya sekali mengganggu keamanan staf PBB dalam menjalankan tugasnya di Gaza.
Pada minggu lalu, IDF mengebom konvoi bantuan yang diselenggarakan oleh organisasi kemanusiaan nirlaba AS di Jalur Gaza.
Pengeboman ini menewaskan 5 orang pekerja bantuan, dikutip dari Al Mayadeen.
Lebih parahnya lagi, konvoi tersebut menjadi sasaran meskipun sebelumnya telah berkoordinasi dengan pasukan pendudukan Israel.
Kendaraan itu diserang di bagian depan menggunakan rudal oleh IDF.
Konvoi tersebut mengirimkan pasokan medis dan bahan bakar ke sebuah rumah sakit di Rafah, Gaza selatan, yang dioperasikan oleh Uni Emirat Arab.
Sebelumnya, mereka telah berkoordinasi dengan IDF dan diizinkan.
Namun sayangnya, IDF mengingkari janjinya hingga menewaskan para staf yang bertugas.
Konflik Palestina vs Israel
Israel telah mengabaikan resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel tidak berhenti melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza.
Hingga saat ini, warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel telah mencapai 41.100 orang.
Sementara korban luka akibat serangan Israel telah mencapai 94.800 warga Palestina.
Lebih dari 10 bulan sejak serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza masih hancur.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Staf PBB dan Konflik Palestina vs Israel