Saat itu, militer Israel menyebut tiga korban diculik hidup-hidup oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.
Namun, militer Israel segera mengetahui rincian kematian para korban di bulan Februari 2024, tetapi memilih untuk tidak mempublikasikannya.
Terkait hal itu, Juru Bicara IDF, Daniel Hagari, mengatakan pihaknya masih terus menyelidiki seputar kematian tiga sandera Israel itu.
Nantinya, lanjut Daniel, pihaknya akan "menyampaikan hasilnya kepada keluarga mereka" mengenai hasil penyelidikan.
Di bulan yang sama, Desember 2023, tiga sandera Israel di lingkungan Shujaiya juga menjadi korban salah serangan.
Saat itu, militer Israel mengatakan tiga sandera terbunuh karena pasukan Zionis salah mengira mereka sebagai ancaman.
Baca juga: 2 Menteri Israel Dianggap Jadi Biang Kerok Ketegangan di Tepi Barat, Disebut Provokator
"Selama pertempuran di Shujaiya, (pasukan Israel) keliru mengidentifikasi tiga sandera Israel sebagai ancaman."
"Akibatnya, pasukan menembaki mereka dan mereka terbunuh," kata militer dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Jazeera.
Para sandera itu diidentifikasi sebagai Yotam Haim, Samer Al-Talalka, dan Alon Shamriz.
Daniel Hagari saat itu mengungkapkan, ketiga sandera itu diyakini melarikan diri dari tempatnya ditahan atau ditelantarkan.
Salah sasaran terhadap sandera maupun pasukan Israel, menjadi hal yang lumrah selama perang di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Pada pertengahan Agustus 2024, seorang tentara Israel tewas dan enam lainnya terluka dalam penembakan yang "keliru" terhadap sebuah gedung di Khan Younis, Gaza selatan.
Gedung itu merupakan tempat untuk menampung pasukan Israel yang berperang di Gaza.
Militer Israel tidak memberikan perincian apapun tentang insiden itu.