Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini, hanya tersisa 17 dari 36 rumah sakit yang masih berfungsi sebagian di seluruh wilayah Gaza. Sementara perawatan kesehatan primer dan layanan tingkat masyarakat sering kali ditangguhkan.
Sebagian tidak dapat diakses karena ketidakamanan, serangan, dan perintah evakuasi berulang kali.
Satu-satunya pusat rekonstruksi dan rehabilitasi anggota tubuh di Gaza, yang terletak di Kompleks Medis Nasser dan didukung oleh WHO, menjadi tidak berfungsi pada Desember 2023.
Hal ini karena kurangnya persediaan dan petugas kesehatan khusus terpaksa pergi untuk mencari keselamatan, dan kemudian dibiarkan rusak setelah penggerebekan pada Februari 2024.
Tragisnya, sebagian besar tenaga rehabilitasi di Gaza sekarang mengungsi. Laporan menunjukkan 39 fisioterapis telah tewas hingga 10 Mei.
Layanan rehabilitasi dan prostetik rawat inap tidak lagi tersedia dan jumlah orang dengan cedera yang membutuhkan produk bantuan jauh melebihi peralatan yang tersedia di Gaza.
Stok produk bantuan penting seperti kursi roda dan kruk telah habis dan sulit untuk mengisi kembali persediaan karena terbatasnya aliran bantuan ke Gaza.
Analisis ini hanya berfokus pada cedera baru yang terjadi sejak meningkatnya permusuhan pada Oktober 2023.
Namun, puluhan ribu warga Palestina di Gaza sudah hidup dengan kondisi kronis dan gangguan yang sudah ada sebelumnya sehingga mereka menghadapi risiko yang signifikan karena kurangnya layanan yang tepat.
Puluhan Ribu Korban Luka Butuh Penanganan Segera
Sebanyak 22.500 orang warga sipil Palestina korban luka dalam perang Israel-Hamas di Gaza mengalami cedera yang memerlukan rehabilitasi segera dan untuk tahun-tahun mendatang.
Analisis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendapati temuan bahwa cedera anggota tubuh yang parah, diperkirakan berjumlah antara 13.455 hingga 17.550. Banyak dari mereka yang cedera mengalami lebih dari satu cedera.
Menurut laporan tersebut, antara 3.105 hingga 4.050 warga Palestina di Gaza mengalami amputasi anggota tubuh.
Baca juga: Pasukan Khusus Israel Menyamar Jadi Wanita, Serbu Rumah Sakit Halhul dan Culik Pasien Terluka
Lonjakan besar terjadi pada cedera sumsum tulang belakang, cedera otak traumatis, dan cedera luka bakar parah. Semuanya berkontribusi terhadap jumlah keseluruhan cedera yang mengubah hidup, yang mencakup ribuan wanita dan anak-anak.
Total 22.500 warga Gaza yang mengalami luka-luka tersebut merupakan seperempat dari total warga Gaza yang terluka oleh perang.
“Lonjakan besar kebutuhan rehabilitasi terjadi bersamaan dengan hancurnya sistem kesehatan,” kata Dr. Richard Peeperkorn, Perwakilan WHO di wilayah Palestina yang diduduki Israel seperti dilansir website WHO, Kamis (12/9/2024.
Baca juga: Penyerbuan Hari Ke-5, Israel Hancurkan Infrastruktur Rumah Sakit, Jalan dan Stadion Kota Jenin
“Pasien tidak bisa mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan. Layanan rehabilitasi akut sangat terganggu dan perawatan khusus untuk cedera kompleks tidak tersedia, sehingga membahayakan nyawa pasien," lanjutnya.
Menurutnya, dukungan segera dan jangka panjang sangat dibutuhkan untuk mengatasi kebutuhan rehabilitasi yang sangat besar.