News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mengapa banyak perempuan muda Jepang terobsesi dengan badan kurus?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mengapa banyak perempuan muda Jepang terobsesi dengan badan kurus?

Penelitiannya menunjukkan bahwa meskipun responden mengakui bahwa mereka perlu menambah berat badan, gagasan mereka tentang berapa banyak berat badan yang perlu mereka tambah jauh lebih rendah daripada yang mereka butuhkan untuk BMI yang sehat.

Perempuan kekurangan berat badan yang berpartisipasi dalam penelitiannya perlu menambah berat badan rata-rata 10,3 kg untuk mencapai berat badan ideal (didefinisikan sebagai BMI 22). Namun, ketika ditanya, mereka mengatakan ingin menambah berat badan rata-rata 0,4 kg.

“Di Jepang, banyak perempuan muda yang terlalu kurus dan berisiko mengalami infertilitas, kelahiran dengan berat badan rendah, dan sarkopenia [sejenis kehilangan otot yang biasanya terjadi seiring bertambahnya usia dan/atau imobilitas],” ungkapnya kepada BBC.

Malnutrisi dapat mengakibatkan pengeroposan tulang, anemia, dan menstruasi tidak teratur, sedangkan asupan protein yang tidak mencukupi cenderung mengakibatkan rendahnya massa otot.

Beberapa mahasiswa di kelas Prof Yasuda mengatakan kepadanya bahwa mereka ingin menurunkan berat badan karena tubuh selebriti dan pemengaruh favorit mereka kurus-kurus.

“Hal ini banyak berkaitan dengan pengaruh kuat media Jepang dan kekaguman yang sudah lama ada terhadap AS dan Eropa, yang telah memimpin dunia mode dan aspek-aspek lain dari budaya Jepang selama beberapa waktu,” katanya.

Prof Yasuda menjelaskan bahwa dalam media Jepang, laki-laki ditampilkan sebagai orang-orang dengan berbagai usia dan penampilan, sementara perempuan ditampilkan sebagai kaum muda.

“Dan karena banyak sekali perempuan muda yang digambarkan bertubuh kurus, saya merasa ada kesan bahwa 'orang yang kurus itu [lebih baik]',” imbuhnya.

Perjalanan Sarah menjadi pemengaruh makanan

Sarah Mizugochi, yang sekarang menjadi pemengaruh makanan yang tinggal di ibu kota Jepang, Tokyo, mengatakan orang tuanya mendorongnya untuk menjadi kurus saat ia masih kecil.

“Ibu saya tidak ingin saya menjadi gemuk,” ungkapnya kepada BBC.

Pada waktu makan, mereka menyuruhnya makan daging dan sayuran daripada nasi, yang memiliki lebih banyak karbohidrat.

Kebiasaan itu melekat padanya selama bertahun-tahun.

Kotak bento kecil yang dia bawa ke sekolah untuk makan siang hanya berisi sayuran dan daging: “Saya tidak mau makan nasi sama sekali.”

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini