Meskipun Iran bersikeras bahwa program luar angkasanya bertujuan untuk kepentingan sipil, para ahli menyebutkan bahwa teknologi tersebut berpotensi mempercepat pengembangan ICBM.
Komunitas intelijen AS dan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) memperkirakan bahwa Iran memiliki cukup uranium untuk memproduksi beberapa senjata nuklir, jika negara tersebut memilih untuk melakukannya.
Meskipun pejabat AS belum menanggapi peluncuran satelit pada hari Sabtu tersebut, mereka telah lama menyatakan kekhawatirannya atas program satelit Iran.
AS menyatakan bahwa peluncuran ini melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
Mereka meminta Iran untuk tidak melakukan aktivitas yang melibatkan rudal balistik yang mampu membawa senjata nuklir.
Meski begitu, Iran secara konsisten membantah tengah berupaya mengembangkan senjata nuklir.
Iran, yang memiliki salah satu program rudal terbesar di Timur Tengah, telah mengalami beberapa kali peluncuran satelit yang gagal dalam beberapa tahun terakhir karena masalah teknis, lapor Reuters.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)