News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

IDF Diam-diam Akui Bunuh Tiga Sandera Israel dalam Serangan Udara Gaza, Dibunuh dengan Gas Beracun

Penulis: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TEWAS KARENA IDF- Tiga tawanan Israel tewas karena serangan udara Israel. Setelah menyelesaikan investigasi internal, militer Israel mengatakan bahwa sangat mungkin bahwa Kopral Nik Beizer, Sersan Ron Sherman, dan Elia Toledano yang ditawan tewas sebagai akibat sampingan dari serangan militer Israel yang menargetkan Ahmed al-Ghandour, komandan sayap militer Hamas di Gaza utara.

“Hasil investigasi menunjukkan kemungkinan besar ketiga orang tersebut tewas akibat serangan udara [tentara Israel] saat menewaskan komandan Brigade Utara Hamas, Ahmed Ghandour, pada 10 November 2023,” kata militer dalam pernyataannya.

Militer mengatakan penyelidikannya mengungkapkan bahwa ketiga tawanan tersebut telah ditahan di kompleks terowongan tempat Ghandour beroperasi.

“Pada saat serangan itu, [militer] tidak mempunyai informasi mengenai keberadaan sandera di kompleks yang menjadi sasaran,” kata pernyataan militer tersebut.

“Selain itu, ada informasi yang menunjukkan bahwa mereka berada di tempat lain, sehingga daerah tersebut tidak ditetapkan sebagai daerah yang diduga terdapat sandera.”

Ketiga tawanan itu termasuk di antara sekitar 250 orang yang diculik oleh kelompok Palestina Hamas dalam serangannya pada 7 Oktober di wilayah Israel. Sekitar 100 dari mereka diyakini masih berada di Gaza.

Dalam laporannya, militer mengatakan “tidak mungkin untuk menentukan secara pasti penyebab kematian mereka”.

 

Suatu Hal yang Memalukan

Kesimpulan militer tersebut dapat menambah tekanan lebih lanjut pada pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mencapai kesepakatan guna memulangkan sisa tawanan yang ditahan Hamas.

Koresponden Al Jazeera Hamdah Salhut mengatakan pengakuan tentara Israel itu bisa menjadi suatu hal yang memalukan bagi pemerintah. Salhut melaporkan dari Amman, Yordania karena Al Jazeera telah dilarang oleh Israel.

“Telah terjadi serangkaian kegagalan intelijen dan keamanan yang signifikan yang dialami militer selama perang ini, yang paling menonjol adalah pada bulan Desember ketika tentara Israel menembak dan membunuh tiga tawanan di Jalur Gaza,” katanya.

Salhut mengatakan pengakuan terbaru dari militer “tidak diterima dengan baik karena ada keluarga tawanan yang meminta kesepakatan, karena takut akan hal seperti ini”.

“Ini tentu saja merupakan hal yang memalukan dalam segala aspek, tidak hanya secara politik tetapi juga keamanan, bahwa militer membuat pengakuan ini beberapa bulan kemudian.”

 

Tetap Tidak akan mengakhiri perang

Gideon Levy, kolumnis di harian Israel Haaretz, mengatakan pengungkapan bahwa Israel kemungkinan membunuh tiga tawanan lainnya tidak akan membuat perbedaan dalam mengakhiri perang di Gaza.

Sementara pembunuhan tersebut merupakan bukti lebih lanjut bahwa tekanan militer telah gagal untuk membawa pulang tawanan Israel hidup-hidup, itu adalah strategi yang Netanyahu yakini, katanya, seraya menambahkan bahwa kemarahan terhadap pemimpin Israel sebagian besar hanya datang dari partai-partai oposisi.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini