“Hasil investigasi menunjukkan kemungkinan besar ketiga orang tersebut tewas akibat serangan udara [tentara Israel] saat menewaskan komandan Brigade Utara Hamas, Ahmed Ghandour, pada 10 November 2023,” kata militer dalam pernyataannya.
Militer mengatakan penyelidikannya mengungkapkan bahwa ketiga tawanan tersebut telah ditahan di kompleks terowongan tempat Ghandour beroperasi.
“Pada saat serangan itu, [militer] tidak mempunyai informasi mengenai keberadaan sandera di kompleks yang menjadi sasaran,” kata pernyataan militer tersebut.
“Selain itu, ada informasi yang menunjukkan bahwa mereka berada di tempat lain, sehingga daerah tersebut tidak ditetapkan sebagai daerah yang diduga terdapat sandera.”
Ketiga tawanan itu termasuk di antara sekitar 250 orang yang diculik oleh kelompok Palestina Hamas dalam serangannya pada 7 Oktober di wilayah Israel. Sekitar 100 dari mereka diyakini masih berada di Gaza.
Dalam laporannya, militer mengatakan “tidak mungkin untuk menentukan secara pasti penyebab kematian mereka”.
Suatu Hal yang Memalukan
Kesimpulan militer tersebut dapat menambah tekanan lebih lanjut pada pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mencapai kesepakatan guna memulangkan sisa tawanan yang ditahan Hamas.
Koresponden Al Jazeera Hamdah Salhut mengatakan pengakuan tentara Israel itu bisa menjadi suatu hal yang memalukan bagi pemerintah. Salhut melaporkan dari Amman, Yordania karena Al Jazeera telah dilarang oleh Israel.
“Telah terjadi serangkaian kegagalan intelijen dan keamanan yang signifikan yang dialami militer selama perang ini, yang paling menonjol adalah pada bulan Desember ketika tentara Israel menembak dan membunuh tiga tawanan di Jalur Gaza,” katanya.
Salhut mengatakan pengakuan terbaru dari militer “tidak diterima dengan baik karena ada keluarga tawanan yang meminta kesepakatan, karena takut akan hal seperti ini”.
“Ini tentu saja merupakan hal yang memalukan dalam segala aspek, tidak hanya secara politik tetapi juga keamanan, bahwa militer membuat pengakuan ini beberapa bulan kemudian.”
Tetap Tidak akan mengakhiri perang
Gideon Levy, kolumnis di harian Israel Haaretz, mengatakan pengungkapan bahwa Israel kemungkinan membunuh tiga tawanan lainnya tidak akan membuat perbedaan dalam mengakhiri perang di Gaza.
Sementara pembunuhan tersebut merupakan bukti lebih lanjut bahwa tekanan militer telah gagal untuk membawa pulang tawanan Israel hidup-hidup, itu adalah strategi yang Netanyahu yakini, katanya, seraya menambahkan bahwa kemarahan terhadap pemimpin Israel sebagian besar hanya datang dari partai-partai oposisi.