Pandangan Magnier meningkatkan prospek bahwa pihak ketiga yang menjual perangkat pager-pager di Lebanon bisa saja merupakan ‘front intelijen’ yang dibentuk oleh Israel untuk tujuan tersebut.
Pager diretas?
Menurut Pasukan Keamanan Internal Lebanon, gelombang ledakan pager memengaruhi beberapa daerah di Lebanon, terutama di pinggiran selatan Beirut.
Media pemerintah NNA melaporkan perangkat pager yang “diretas” meledak di kota Ali Al-Nahri dan Riyaq di lembah Beqaa di tengah Lebanon, mengakibatkan sejumlah besar korban luka.
Kedua lokasi tersebut merupakan benteng pertahanan Hezbollah.
Para ahli telah berbagi dua teori yang saling bersaing tentang bagaimana ratusan pager bisa meledak secara bersamaan.
Salah satu teori adalah bahwa ada pelanggaran keamanan siber, yang menyebabkan baterai lithium pager menjadi terlalu panas dan meledak.
Teori lainnya adalah bahwa ini adalah “serangan rantai pasokan” dimana pager dirusak selama proses pembuatan dan pengiriman.
David Kennedy, mantan analis intelijen Badan Keamanan Nasional AS, mengatakan kepada CNN bahwa ledakan yang terlihat dalam video yang dibagikan secara online tampaknya terlalu besar untuk menjadi peretasan jarak jauh dan langsung yang akan membebani pager dan menyebabkan ledakan baterai lithium.
Kennedy mengatakan, dia menemukan teori kedua yang lebih masuk akal.
“Kemungkinan besar Israel memiliki mata-mata di Hezbollah. Pager-pager itu telah ditanamkan bahan peledak dan hanya akan meledak jika ada pesan tertentu yang diterima,” katanya.
“Kompleksitas yang diperlukan untuk melakukan hal ini sangat luar biasa. Ini akan membutuhkan banyak komponen intelijen dan eksekusi yang berbeda. Intelijen manusia (HUMINT) akan menjadi metode utama yang digunakan untuk melakukan hal ini, bersama dengan mencegat rantai pasokan untuk membuat modifikasi pada pager,” tambahnya.
Para pejabat Lebanon telah mendesak warga yang memiliki pager untuk membuangnya dan memperingatkan rumah sakit untuk berada dalam “siaga tinggi”.
Serta meminta petugas kesehatan untuk segera melapor ke tempat kerja untuk membantu sejumlah besar orang yang terluka.
Ledakan tersebut terjadi setelah kabinet keamanan Israel pada Senin (16/9/2024) memilih untuk menambahkan satu lagi tujuan perang dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Hamas dan Hezbollah, yaitu memastikan kembalinya warga dari komunitas-komunitas di sepanjang perbatasannya dengan Lebanon ke rumah-rumah mereka.