News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Orang Nomor 3 di Hizbullah, Panglima Ali Karaki, Lolos dari Maut setelah Ditargetkan Israel

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asap mengepul dari sebuah kota di Lebanon selatan setelah beberapa serangan udara Israel pada hari Senin, 23 September 2024.

Pada hari Senin, (23/9/2024), Israel menyerang Lebanon dengan jet tempur yang menewaskan setidaknya 492 orang. Sebanyak 35 di antaranya adalah anak-anak.

Serangan itu juga menjadi serangan paling mematikan yang dilancarkan Israel ke Lebanon sejak perang di Jalur Gaza meletus pada bulan Oktober 2023. Negara-negara Arab mengecam keras serangan Israel.

Di sisi lain, Israel mengklaim telah membunuh “banyak” militan Hizbullah di Lebanon.

Israel juga menyebut telah menyerang sekitar 1.300 target di Lebanon selatan dan timur, termasuk upaya pembunuhan di pinggiran selatan Kota Beirut.

Panglima Hizbullah bernama Ali Karaki diklaim masih hidup setelah Israel berupaya membunuhnya. Hizbullah mengatakan Karaki telah dievakuasi ke tempat aman setelah ada informasi Israel memburunya.

Media pemerintah melaporkan adanya serangan baru Israel di Lebanon timur, sementara Hizbullah mengaku menargetkan lima tempat di Israel.

Di Haifa, kota Israel yang berada di pantai, orang-orang tampak berlarian mencari perlindungan setelah sirine peringatan serangan meraung-raung.

Baca juga: Hari Terkelam Lebanon sejak 2006: Hampir 500 Warganya Tewas Dibunuh Israel, 35 di Antaranya Bocah

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan serangan Israel tidak hanya menewaskan 492 orang, tetapi juga melukai 1.645 lainnya.

Menteri Kesehatan Firass Abida berujar ada “ribuan keluarga” yang harus mengungsi.

Kota Baalbek di Lebanon selatan turut diguncang ledakan. Asap tampak membumbung tinggi.

Salah seorang warga Baalbek, Wafaa Ismail (60), mengatakan dia dan keluarganya terbangun akibat pengeboman Israel.

“Kami tidur dan bangun karena pengeboman. Seperti itulah perubahan hidup kami,” ujar Ismail dikutip dari Naharnet.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini