TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT - Israel telah melancarkan serangan udara di pinggiran selatan Beirut, untuk membunuh seorang komandan senior Hizbullah.
Serangan yang awalnya diklaim Israel berhasil kemudian oleh media Lebanon dilaporkan gagal
Hizbullah menegaskan pada hari Selasa bahwa klaim Israel tentang pembunuhan komandan senior Hajj Ali Karaki adalah salah.
"Klaim musuh Zionis mengenai pembunuhan saudara Ali Karaki adalah salah. Ia masih hidup dan sehat, dan dia telah dipindahkan ke tempat yang aman," pernyataan itu menggarisbawahi.
Israel telah meningkatkan agresinya terhadap Lebanon, dengan melancarkan serangan ke pinggiran selatan Beirut sebagai bagian dari serangan berkelanjutannya terhadap berbagai wilayah dan desa Lebanon di Lembah Bekaa dan Lebanon selatan.
Menurut Kantor Berita Nasional, serangan terbaru tersebut menargetkan sebuah gedung di pinggiran selatan Beirut, Bir al-Abed.
Seorang koresponden Al Mayadeen melaporkan bahwa empat rudal menghantam gedung tersebut, meskipun tidak semuanya meledak. Laporan awal menunjukkan bahwa tujuh orang terluka.
Ini menandai serangan kedua di pinggiran selatan dalam dua hari.
Pada hari Jumat, pasukan Israel menargetkan sebuah bangunan tempat tinggal delapan lantai, menewaskan 51 orang, sementara puluhan lainnya terluka.
Beberapa orang masih hilang di bawah reruntuhan.
Pada saat yang sama, pendudukan Israel terus melancarkan serangan brutal dan meluas di berbagai kota dan desa di Bekaa dan Lebanon selatan.
Sejauh ini, serangan yang sedang berlangsung telah menewaskan 356 orang dan menyebabkan 1.246 orang terluka, menurut data awal.
Tim penyelamat dan pertahanan sipil telah tanpa henti berusaha mengangkat puing-puing dan mengangkut korban agresi Israel yang meluas yang menargetkan wilayah selatan Lebanon sore ini.
Di ambang perang terbuka
Eskalasi antara Israel dan Hizbullah Lebanon hampir menjadi perang besar.
Ini menjadi sorotan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrel pada hari Senin kemarin.
"Situasi ini sangat berbahaya dan mengkhawatirkan. Saya dapat mengatakan bahwa kita hampir berada dalam perang besar," kata Josep Borrell kepada wartawan.
"Jika ini bukan situasi perang, saya tidak tahu apa yang akan Anda sebut," katanya, mengutip meningkatnya jumlah korban sipil dan intensitas serangan militer.
Borrell mengatakan upaya untuk mengurangi ketegangan sedang berlangsung, tetapi ketakutan terburuk Eropa tentang spillover mulai menjadi kenyataan.
Ia mengatakan warga sipil membayar harga yang mahal dan semua upaya diplomatik diperlukan untuk mencegah perang besar-besaran.
"Di New York inilah saatnya untuk melakukan itu. Semua orang harus mengerahkan semua kapasitas mereka untuk menghentikan jalan menuju perang ini," katanya.
Pakar Israel desak IDF Lancarkan Serangan Darat
Sementara pakar keamanan Israel, Kolonel (Punr Kobi Marom, menekankan Hizbullah tidak akan berunding dengan Israel selama kekuatan mereka masih ada.
Marom kemudian menjelaskan bahwa kecuali IDF menghancurkan pusat-pusat kekuatan Hizbullah di Beirut dan Baalbek, "Hizbullah tidak akan duduk untuk berunding, apa yang Israel coba lakukan adalah meningkatkan serangan, dan melakukan hal yang sama lebih sering adalah kesalahan."
“Israel perlu melakukan serangan sementara [Hassan] Nasrallah hampir sendirian,” ia lebih lanjut menekankan, menambahkan, “Israel harus menyerang rudal yang mengancam Tel Aviv dan melakukan operasi darat.”
Ia menekankan bahwa jika Israel tidak memanfaatkan situasi saat ini di Lebanon, “itu akan menjadi bencana bagi generasi mendatang.”
“Israel harus melakukan manuver darat terbatas hingga ke Sungai Litani; ini adalah misi yang dapat diselesaikan IDF dalam waktu dua minggu. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh kita lewatkan,” tegasnya.
Menurutnya, Israel harus melakukan operasi, mengondisikan manuver darat dengan persenjataan yang disediakan oleh “Gedung Putih dan pemerintahan Biden.
Dia kemudian menjelaskan bahwa “masalah persenjataan sangat penting bagi Angkatan Udara, yang mulai menyerang dan juga membutuhkan pencegahan terhadap Iran untuk mencegah keterlibatan mereka dalam serangan ini.”