Malam itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, merilis pesan video, mendesak warga Lebanon untuk mengungsi dari rumah mereka.
"Setelah operasi selesai, mereka dapat kembali ke rumah mereka," katanya.
Kemudian pada hari Selasa, serangan udara Israel di Beirut menewaskan Ibrahim Qubaisi, kepala divisi rudal Hizbullah.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi kematian Qubaisi, dengan mengatakan bahwa ia adalah tokoh kunci dalam operasi rudal Hizbullah.
Selain Qubaisi, sedikitnya dua komandan berpangkat tinggi lainnya dilaporkan tewas.
Israel melancarkan serangan udara terbaru di Lebanon selatan dan timur untuk hari ketiga, Rabu (25/9/2024), dilansir The New Arab.
Sejak pukul 5:00 pagi (0200 GMT) pesawat tempur musuh telah melancarkan serangan di beberapa wilayah di Lebanon selatan, demikian dilaporkan Kantor Berita Nasional resmi.
Agresi udara berlanjut semalam di wilayah lain di selatan, dengan jatuhnya korban yang tidak disebutkan jumlahnya, tambah laporan tersebut.
Dilaporkan pula bahwa pesawat tempur dan pesawat nirawak musuh menargetkan beberapa lokasi di wilayah Baalbek di Lembah Bekaa, Lebanon timur setelah tengah malam.
Hizbullah serang markas Mossad di dekat Tel Aviv
Dilaporkan The New Arab, Hizbullah mengatakan bahwa mereka menembakkan roket yang menargetkan markas besar badan mata-mata Mossad di dekat Tel Aviv, Rabu (25/9/2024).
Militer Israel mengakui serangan itu, mengatakan serangan itu adalah yang pertama rudal Hizbullah mencapai wilayah Tel Aviv.
Baca juga: Bandara Militer Israel Dibom oleh Hizbullah Saat Serangan Udara di Lebanon Tewaskan 500 Orang Lebih
"Ini adalah pertama kalinya rudal Hizbullah mencapai wilayah Tel Aviv. Rudal itu dicegat oleh IDF (militer Israel)," kata seorang juru bicara militer kepada AFP.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)