Setelah kehancuran besar-besaran di Lebanon, orang-orang mengenang masa ketika Lebanon disebut sebagai 'Swiss Timur Tengah' dengan gambar dan video wanita dalam pakaian renang, orang-orang bersantai di pantai atau berpesta di kelab.
Lebanon : Ibu Kota Pantai di Timur Tengah
Beirut, Ibu kota Lebanon ini memiliki klub pantai pertamanya pada tahun 1930-an dengan dibukanya Saint George di pesisir Beirut, menurut laporan CNN.
Hotel Saint George Beirut kemudian menjadi tuan rumah bagi para turis paling terkenal dan elite.
Hotel ini juga menjadi simbol transformasi Lebanon.
Arus masuk uang pada tahun 1950-an menciptakan suasana khas Mediterania yang disebut La Dolce Vita.
Hotel bintang lima, klub malam, dan restoran mewah bermunculan untuk melayani wisatawan elit yang datang dari seluruh dunia.
Budayanya yang kaya, arsitektur Prancis, makanan dan mode kelas dunia, serta gaya hidup glamornya menarik banyak wisatawan kelas atas ke pangkuan kemewahan.
Pada tahun 1960-an, Beirut menjadi bagian dari pesta-pesta elit.
Saat itulah aktris Prancis Brigitte Bardot dan bintang Amerika Marlon Brando bertemu dengan para syekh dan mata-mata minyak di kolam renang hotel tepi pantai, menurut Lonely Planet.
Pesta hedonisme terus berlanjut dengan penuh semangat hingga pertengahan tahun 70-an.
Dan saat itulah perjalanan tragis Lebanon dimulai.
Dari perang saudara tahun 1975 hingga 1990, hingga jatuhnya pemerintahan hingga praktik keuangan ilegal dan korupsi, beberapa faktor menyebabkan Lebanon menjadi mimpi buruk zaman modern.
Lalu Perang Saudara Berkecamuk
Perang Saudara Lebanon adalah konflik yang kompleks dan melibatkan banyak pihak yang berlangsung dari tahun 1975 hingga 1990, yang melibatkan berbagai aktor internal dan eksternal.
Perang ini telah menelan korban jiwa sebanyak 150.000 orang.