Serangan Qader-1 hari Rabu disebut menunjukkan bahwa Hizbullah mampu melindungi senjata strategisnya kendati Israel sudah melancarkan ribuan serangan yang menargetkan peluncur rudal dan gudang senjata Hizbullah.
“ini hanya satu rudal. Jadi, serangan itu mungkin sekali adalah pesan dari Hizbullah bahwa mereka masih punya kemampuan rudal balistik,” kata Imran Khan, jurnalis Al Jazeera.
“Tentara Israel mengatakan sistem pertahanan rudal mereka menangkis rudal itu. Warga Israel takut sistem pertahanan rudal kewalahan.”
Pertama kalinya
Fabian Hinz, seorang pakar pertahanan dan militer di Institute Internasional untuk Kajian Strategis, mengatakan serangan pada hari Rabu lalu adalah pertama kalinya Hizbullah menembakkan rudal balistik.
“Itu pertama kalinya Hizbullah pernah mengklaim menggunakan rudal balistik, dan rudal itu memiliki sistem pemandu,” kata Hinz dikutip dari Breaking Defense.
“Kita sudah pernah melihat Hizbullah menggunakan roket berjangkauan lebih dekat sebelumnya, dan kita sudah melihat mereka menggunakan beberapa roket dengan jangkauan sedikit lebih jauh yang juga sudah mereka gunakan tahun 2006.”
Sementara itu, Jean Loup Samaan, pakar di Institut Timur Tengah, berujar bahwa Qader-1 adalah cara Hizbullah untuk mengintensifkan serangan.
Baca juga: Hizbullah: Markas Mossad Dekat Tel Aviv Jadi Sasaran Rudal Qader 1
“Kita tak lagi berbicara tentang roket jarak pendek di utara, di area tak berpenduduk, tetapi rudal balistik yang masuk jauh ke dalam wilayah Israel,” kata Samaan.
Adapun Shaan Shaikh, pakar di CSIS, menyebut Qader-1 jauh lebih kuat daripada roket-roket kecil yang rutin ditembakkan ke Israel.
“Tetapi Hizbullah hanya menggunakan satu rudal balistik ketimbang rentetan rudal atau dikombinasikan dengan pesawat nirawak , itu tidak efektif secara militer,” kata Shaikh.
Dia juga meyakini serangan Hizbullah itu lebih bertujuan untuk “memberikan sinyal” dan mengingatkan Israel tentang kemampuan Hizbullah.
(Tribunnews/Febri)