Kebijakan ini diambil setelah serangan roket pada Senin, 23 September 2024, yang menargetkan pemukiman Hezbollah di Selatan Lebanon.
Selain itu, sesuai arahan Menteri Pendidikan Lebanon, Abbas Halabi, kampus dan sekolah di seluruh negeri akan digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi warga yang terlantar dari wilayah Selatan.
Dampak Ekonomi
Ketegangan di Lebanon juga berdampak pada sektor ekonomi, terutama biaya transportasi.
Ariq Fadhlur Cahyanto melaporkan bahwa warga Lebanon yang bermukim di wilayah Selatan telah mulai berpindah ke wilayah Utara, menyebabkan lonjakan biaya transportasi hingga tiga kali lipat.
Tarif yang biasanya sekitar 3 dolar AS kini naik menjadi 10 dolar AS.
Di sisi lain, akses perbankan pun mengalami pengetatan, dengan kebijakan pembatasan penarikan uang tunai di ATM sebesar 200 dolar AS per bulan.
Imbauan kepada WNI Presiden PPI Lebanon, Ariq Fadhlur Cahyanto, menghimbau kepada seluruh WNI untuk tetap tenang namun waspada, menghindari perjalanan ke wilayah konflik, dan selalu berkoordinasi dengan pihak KBRI untuk mendapatkan informasi dan bantuan jika diperlukan.
PPI Lebanon dan KBRI terus bekerja sama untuk memastikan keselamatan WNI di tengah situasi yang berkembang.
(*)