Pejabat lain menyebut kapal itu mengalami masalah di dekat pantai, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut. Keduanya memilih berbicara secara anonim.
Kedua pejabat itu mengatakan masih terlalu dini untuk menyimpulkan apa yang menyebabkan Big Horn rusak.
Bisa jadi kapal itu kandas di perairan dangkal atau bertabrakan dengan benda lainnya. Para pejabat juga tidak mengesampingkan adanya serangan ranjau.
Setidaknya ada satu ruangan di dalam kapal itu yang kemasukan air sehingga awak harus bertindak untuk menanganinya.
Rusaknya Big Horn menjadi tantangan bagi AL AS. AS bisa kesulitan memasok minyak ke kapal-kapalnya di Timur Tengah.
Pejabat militer mengatakan salah satu solusi jangka pendek atas masalah itu adalah pemindahan minyak dari satu kapal ke kapal lain.
AL AS mengerahkan armadanya di perairan Timur Tengah sejak tahun lalu guna menguatkan misi AS melindungi Israel dan kapal dagang.
Sejak perang di Gaza meletus, kelompok perlawanan yang menjadi sekutu Iran dan Hamas mulai menyerang Israel dan kapal-kapal terafiliasi Israel.
Baca juga: Pentagon: Invasi Darat IDF ke Lebanon Terserah Israel, AS Tak Terlibat tapi Siap Bantu jika Diminta
Kelompok Hizbullah di Lebanon mengaku akan terus menyerang Israel hingga perang Gaza berakhir. Adapun kelompok Houthi di Yaman menargetkan kapal-kapal Israel di Laut Merah.
Kapal induk Abraham Lincoln memang menggunakan tenaga nuklir sehingga tidak bergantung pada minyak. Meski demikian, jet-jet tempur yang dibawa kapal induk itu memerlukan minyak agar bisa terbang.
Selain itu, kapal-kapal yang mendampingi Abraham Lincoln, termasuk USS O’Kane, USS Spruance, dan USS Stockdale, juga memerlukan minyak.
(Tribunnews/Febri)