News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Menggila Lagi, Bombardir Gudang Senjata Hizbullah di Lebanon, Korban Tewas Tembus 700 Orang

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Militer Israel mulai mengintensifkan serangan di ibu kota Beirut, menghancurkan bangunan yang diduga digunakan oleh Hizbullah sebagai pusat komando dan lokasi produksi serta penyimpanan senjata. Serta menargetkan Hassan Nasrallah , pemimpin kelompok militan Syiah Hizbullah.

Nasrallah diketahui telah memimpin kelompok bersenjata tersebut selama lebih dari 30 tahun, memimpin kebangkitannya dari organisasi gerilya menjadi pasukan non-negara dengan persenjataan terbaik di Timur Tengah.

Pengaruhnya meluas hingga ke luar batas Lebanon, memimpin pengikut dari kelompok-kelompok Syiah Muslim di seluruh wilayah tersebut.

Korban Tewas di Lebanon Tembus 700 Orang

Hingga Sabtu (28/9/2024), Firass Abiad, Menteri Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa lebih dari 720 orang dilaporkan tewas.

Sementara lebih dari 1.600 orang terluka akibat pemboman tersebut, anak-anak dan wanita termasuk di antara mereka yang tewas, dilansir AFP.

Serangan brutal Israel, membuat warga Lebanon khawatir akan terulangnya perang Israel-Hizbullah terakhir, pada tahun 2006, yang berlangsung selama sebulan hingga menyebabkan kerusakan berat di beberapa bagian negara mereka.

Mengantisipasi lonjakan korban jiwa, ribuan orang berbondong-bondong mengungsi dari Lebanon selatan yang berbatasan dengan wilayah Israel.

Ribuan orang ini sebagian besar melarikan diri mengungsi ke Suriah, menyusul serangan udara besar-besaran Israel ke negara itu yang terus berlanjut sejak awal pekan ini demi memberangus milisi Hizbullah.

Kantor Komisariat Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) menyampaikan, banyak dari keluarga Suriah yang sebelumnya melarikan diri ke Lebanon kini harus menghadapi situasi tragis, di mana mereka kembali mengungsi akibat pengeboman di wilayah yang mereka anggap aman.

Banyak dari pengungsi ini, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi, dilaporkan mengantri di perbatasan setelah bermalam di suhu dingin yang ekstrim.

Ini lantaran kemacetan panjang terjadi di sepanjang jalanan menuju ibu kota Beirut, membuat ribuan mobil yang ditumpangi berbagai penduduk desa di Lebanon selatan tertahan di ruas-ruas jalan utama.

(Tribunnews.com/ Namira Yunia)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini