News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Menggila Lagi, Bombardir Gudang Senjata Hizbullah di Lebanon, Korban Tewas Tembus 700 Orang

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Militer Israel mulai mengintensifkan serangan di ibu kota Beirut, menghancurkan bangunan yang diduga digunakan oleh Hizbullah sebagai pusat komando dan lokasi produksi serta penyimpanan senjata. Serta menargetkan Hassan Nasrallah , pemimpin kelompok militan Syiah Hizbullah.

TRIBUNNEWS.COM –  Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kembali mengintensifkan serangan, menargetkan gedung-gedung dan sejumlah bangunan tempat tinggal di Beirut, Ibu Kota Lebanon, Sabtu (28/9/2024).

Serangan brutal ini dilakukan Israel guna menghancurkan bangunan yang diduga digunakan oleh Hizbullah sebagai pusat komando dan lokasi produksi serta penyimpanan senjata.

"Berdasarkan informasi intelijen IDF yang akurat, IAF (Angkatan Udara Israel) saat ini tengah melancarkan serangan terhadap target-target teror strategis milik Hizbullah di wilayah Beirut,” kata IDF sebagaimana dikutip CNN International.

“Di antara target-target yang diserang adalah fasilitas produksi senjata, bangunan-bangunan yang digunakan untuk menyimpan senjata-senjata canggih, dan pusat-pusat komando utama organisasi tersebut," imbuh IDF dalam sebuah pernyataan.

Pasca pesawat tempur Israel mengintensifkan serangannya di lingkungan Dahiyeh di Beirut selatan, ledakan besar yang terdengar di seluruh Ibu Kota Lebanon.

Bahkan gelombang kejut bom-bom Israel mengguncang jendela dan rumah yang berjarak sekitar 30 kilometer di utara Beirut. 

Dari cuplikan video yang diunggah milik Hizbullah, Al-Manar, gumpalan asap terlihat mengepul tebal dari beberapa lokasi di wilayah tersebut.

Tak sampai di situ, serangan udara di distrik Haret Hreik dilaporkan telah menghancurkan empat bangunan dan mengubahnya menjadi tumpukan puing.

Menjadi serangan yang paling dahsyat yang menghantam Beirut sejak Israel mengalihkan fokusnya dari perang di Gaza ke Lebanon minggu ini.

Adapun serangan ini terjadi hanya satu jam setelah ribuan orang menghadiri pemakaman komandan tinggi Hizbullah yang tewas sehari sebelumnya.

Militer Israel berdalih bahwa serangannya ini merupakan "serangan presisi" terhadap markas pusat Hizbullah di Beirut.

Baca juga: Israel Klaim Bunuh Hasan Nasrallah saat Serang Beirut, Hizbullah Membantah

Tujuan Israel Mau Bunuh Hassan Nasrallah

Israel mengatakan pihaknya mengintensifkan serangan dengan tujuan untuk menargetkan Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok militan Syiah Hizbullah.

Hal tersebut dikonfirmasi Jaringan televisi Israel, dalam laporannya mereka mengatakan bahwa pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menjadi sasaran utama serangan itu.

Akan tetapi, seorang sumber yang dekat dengan kelompok itu mengatakan bahwa Hassan Nasrallah selamat dalam serangan itu, dan dalam keadaan baik-baik saja.

Nasrallah diketahui telah memimpin kelompok bersenjata tersebut selama lebih dari 30 tahun, memimpin kebangkitannya dari organisasi gerilya menjadi pasukan non-negara dengan persenjataan terbaik di Timur Tengah.

Pengaruhnya meluas hingga ke luar batas Lebanon, memimpin pengikut dari kelompok-kelompok Syiah Muslim di seluruh wilayah tersebut.

Korban Tewas di Lebanon Tembus 700 Orang

Hingga Sabtu (28/9/2024), Firass Abiad, Menteri Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa lebih dari 720 orang dilaporkan tewas.

Sementara lebih dari 1.600 orang terluka akibat pemboman tersebut, anak-anak dan wanita termasuk di antara mereka yang tewas, dilansir AFP.

Serangan brutal Israel, membuat warga Lebanon khawatir akan terulangnya perang Israel-Hizbullah terakhir, pada tahun 2006, yang berlangsung selama sebulan hingga menyebabkan kerusakan berat di beberapa bagian negara mereka.

Mengantisipasi lonjakan korban jiwa, ribuan orang berbondong-bondong mengungsi dari Lebanon selatan yang berbatasan dengan wilayah Israel.

Ribuan orang ini sebagian besar melarikan diri mengungsi ke Suriah, menyusul serangan udara besar-besaran Israel ke negara itu yang terus berlanjut sejak awal pekan ini demi memberangus milisi Hizbullah.

Kantor Komisariat Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) menyampaikan, banyak dari keluarga Suriah yang sebelumnya melarikan diri ke Lebanon kini harus menghadapi situasi tragis, di mana mereka kembali mengungsi akibat pengeboman di wilayah yang mereka anggap aman.

Banyak dari pengungsi ini, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi, dilaporkan mengantri di perbatasan setelah bermalam di suhu dingin yang ekstrim.

Ini lantaran kemacetan panjang terjadi di sepanjang jalanan menuju ibu kota Beirut, membuat ribuan mobil yang ditumpangi berbagai penduduk desa di Lebanon selatan tertahan di ruas-ruas jalan utama.

(Tribunnews.com/ Namira Yunia)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini