News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Serang Beirut, Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah Tak Dapat Dihubungi, Disebut Masih Hidup

Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Hizbullah, Hasan Nasrallah. Seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan Hassan Nasrallah masih hidup.

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tidak dapat dihubungi menyusul serangan Israel di pinggiran selatan Beirut pada Jumat (27/9/2024) malam.

Hal ini sebagaimana disampaikan sumber yang dekat dengan kelompok bersenjata Lebanon itu kepada Reuters.

Beberapa jam setelah serangan itu, Hizbullah belum membuat pernyataan tentang nasib Hassan Nasrallah.

Namun, seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan Nasrallah masih hidup.

Kantor berita Iran Tasnim juga melaporkan bahwa Hassan Nasrallah selamat.

Seorang pejabat keamanan senior Iran mengatakan kepada Reuters bahwa Teheran sedang memeriksa statusnya.

Sosok Hassan Nasrallah

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah telah memimpin kelompok militan Lebanon selama tiga dekade terakhir.

Dikutip dari AP News, Hassan Nasrallah telah mengubah Hizbullah menjadi salah satu kelompok paramiliter paling kuat di Timur Tengah.

Di bawah kepemimpinan Nasrallah yang berusia 64 tahun, Hizbullah telah berperang melawan Israel dan mengambil bagian dalam konflik di negara tetangga, Suriah.

Seorang ahli strategi yang cerdik, Nasrallah mengubah Hizbullah menjadi musuh bebuyutan Israel, memperkuat aliansi dengan para pemimpin agama Syiah di Iran dan kelompok militan Palestina seperti Hamas.

Baca juga: Israel: Serangan Darat yang Dilakukan IDF ke Lebanon Akan Berlangsung Singkat

Diidolakan oleh para pengikutnya yang beragama Syiah Lebanon dan dihormati oleh jutaan orang lainnya di seluruh dunia Arab dan Islam, Nasrallah menyandang gelar sayyid, sebuah gelar kehormatan yang dimaksudkan untuk menandakan garis keturunan ulama Syiah tersebut yang dimulai dari Nabi Muhammad SAW.

Seorang orator berapi-api yang dipandang sebagai seorang ekstremis di Amerika Serikat dan sebagian besar Barat, ia juga dianggap seorang pragmatis dibandingkan dengan militan yang mendominasi Hizbullah setelah didirikan pada tahun 1982, selama perang saudara di Lebanon.

Meskipun memiliki kekuasaan, Nasrallah sebagian besar hidup dalam persembunyian karena takut dibunuh oleh Israel.

Israel Targetkan Wilayah Sekitar Beirut

Pada Sabtu (28/9/2024), asap mengepul dari pinggiran selatan Beirut, dan jalan-jalan kosong setelah daerah itu digempur sepanjang malam oleh serangan udara Israel yang hebat.

Ledakan mengguncang pinggiran selatan Beirut, dengan api yang menerangi kegelapan sebelum fajar.

Api berkobar dari setidaknya satu lokasi, dan asap serta api terlihat dari atas Beirut pada Sabtu dini hari.

Warga melaporkan jet terbang di atas kepala, seperti diberitakan AP News.

Dalam pernyataan singkat, militer Israel menggambarkan lokasi yang diserang sebagai milik Hizbullah.

Pihak berwenang di sana tidak segera mengakui apakah ada korban jiwa.

Kemudian, tempat penampungan yang didirikan di pusat kota bagi para pengungsi akibat serangan itu sudah penuh sesak.

Banyak keluarga tidur di alun-alun dan pantai, atau di mobil mereka.

Di jalan menuju pegunungan di atas ibu kota, ratusan orang terlihat berjalan kaki sambil menggendong bayi dan barang bawaan apa pun yang bisa mereka bawa.

Baca juga: Jejak Hassan Nasrallah Pimpinan Hizbullah, Anak Putra Penjual Sayur yang Jadi Musuh Bebuyutan Israel

Orang-orang berjalan melewati lubang di tanah dan traktor yang terbakar setelah sebuah roket yang ditembakkan dari Lebanon selatan menghantam kota Kfar Manda di Israel utara pada 24 September 2024. (AFP/AHMAD GHARABLI)

Update Perang Israel-Hamas

Dilansir Al Jazeera, Israel melancarkan sejumlah serangan udara yang menargetkan gedung-gedung apartemen hunian di Beirut selatan dalam serangan yang digambarkan sebagai “belum pernah terjadi sebelumnya”, dan anak-anak dilaporkan termasuk di antara mereka yang tewas saat tim penyelamat menggali reruntuhan.

Militer Israel melancarkan gelombang serangan terhadap Beirut setelah mengabaikan seruan global untuk gencatan senjata dengan Hizbullah, mengintensifkan kampanye pengeboman yang telah menewaskan lebih dari 700 orang di Lebanon sejak Senin.

Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Israel adalah “negara jahat” yang harus bertanggung jawab atas “kejahatan” yang dilakukan di Gaza, Tepi Barat yang diduduki, dan terhadap rakyat Lebanon.

Pada Sabtu dini hari terjadi serangan baru Israel terhadap Lebanon, dengan jet tempur tanpa henti membombardir pinggiran selatan Beirut.

Baca juga: Houthi Serang 3 Kapal Perang AS yang Menuju Israel, Kemenhan AS Akui Serangan Yaman Rumit

Jumlah korban tewas akibat serangan terbaru ini masih belum jelas, karena ambulans tidak dapat menjangkau daerah yang terkena dampak di distrik Dahiyeh karena intensitas serangan, demikian laporan media lokal.

Militer Israel mengatakan mereka menargetkan pusat komando dan depot senjata Hizbullah, tetapi belum memberikan bukti untuk mendukung pernyataan ini.

Penduduk telah meninggalkan Dahiyeh dan mencoba mencari perlindungan di Ramlet al-Baida, pantai umum di Beirut, dan di Lapangan Martir di pusat kota.

Militer Israel mengatakan sirene dibunyikan di wilayah Galilea Atas di Israel utara setelah mendeteksi 10 roket diluncurkan dari Lebanon selatan.

Setidaknya 41.534 orang tewas dan 96.092 orang terluka dalam  perang Israel di Gaza.

Di Israel, jumlah korban tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober sedikitnya 1.139 orang, sementara lebih dari 200 orang ditawan.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini