Tentara Israel merasa yakin dengan kekuatan tembok pemisah berteknologi maju yang dibangunnya untuk memisahkan Gaza dari wilayah Israel.
Intelijen Israel Lemah di Gaza, Hizbullah Punya Peluang Samakan Kedudukan
Uzi Shaya, mantan pejabat intelijen Israel, mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa pengumpulan informasi dari sumber-sumber di lapangan memperingatkan akan adanya serangan yang menjadi lebih sulit setelah Israel secara sepihak menarik diri dari Jalur Gaza pada tahun 2005 dan menyerahkannya ke kendali pihak Hamas.
Dia menambahkan, “Kemampuan untuk mengumpulkan informasi intelijen manusia di Gaza di wilayah yang sangat padat dan kecil, di mana semua orang saling mengenal, dan ketika orang asing muncul, dia langsung terekspos, sekaligus menjangkau orang-orang di Lebanon atau di luar Lebanon yang terkait dengan (Hizbullah) lebih mudah.”
Namun ulasan surat kabar tersebut melihat bahwa pencapaian intelijen Israel tidak lebih dari itu.
Pada akhirnya, keberhasilan Israel melawan kelompok mana pun akan ditentukan di medan perang.
Di perbatasan sempit Jalur Gaza, tentara Israel mengalahkan Hamas dan menyebabkan kerusakan besar di wilayah perkotaan.
Namun tidak ada yang tahu apakah dia akan berhasil menghadapi Hizbullah di perbukitan Lebanon.
“Ada bahaya bahwa keberhasilan Israel baru-baru ini dapat membuat mereka merasa terlalu percaya diri,” kata Valensi.
Dia menambahkan kalau invasi darat IDF ke Lebanon dapat memberikan kesempatan kepada Hizbullah untuk menunjukkan superioritas militernya di lapangan dan menyamakan kedudukan.
Dia menyimpulkan dengan mengatakan: “Kami telah melihat besarnya tantangan dan kesulitan dalam melenyapkan organisasi kompleks seperti (Hamas). Sedangkan bagi Hizbullah, ceritanya berbeda".
(oln/WSJ/khbrn/*)