"Bukan rahasia lagi bahwa kami pernah memiliki perbedaan pendapat di masa lalu, tetapi sejak 7 Oktober, kami berdua telah melupakan semua keluhan masa lalu," tegasnya.
Sementara menurut Sa'ar, bergabung kembali dengan kabinet Israel adalah keputusan yang tepat.
"Keputusan untuk bergabung dengan pemerintah adalah tindakan patriotik dan benar untuk dilakukan saat ini," kata Sa'ar.
Tujuan Saar bergabung dengan kabinet Netanyahu adalah untuk memperkuat Israel.
“Pada saat ini, sangat penting untuk memperkuat Israel, pemerintahannya, serta persatuan dan kohesi di dalamnya,” katanya.
Sempat Menolak
Awal bulan ini, media Israel melaporkan Netanyahu sedang mempertimbangkan untuk mengganti Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, dengan Saar.
Namun, Sa'ar mengatakan ia menolak tawaran Netanyahu tersebut.
Dalam pidatonya pada Sabtu (21/9/2024), Sa'ar mengungkapkan alasan dirinya menolak tawaran Netanyahu.
Menurut Sa'ar, dengan meningkatnya situasi keamanan di Utara akhir-akhir ini, ia tidak ingin para pemimpin lembaga pertahanan beroperasi dengan ketidakpastian mengenai penggantian besar yang menghantui mereka untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
Ia juga mengatakan periode yang tidak terbatas juga akan mengarah pada kampanye hasutan dan delegitimasi yang tidak terkendali terhadapnya, dikutip dari The Jerusalem Post.
Meski begitu, ia berjanji akan tersebut memperkuat Israel.
"Saya akan selalu memperkuat Israel, tidak akan pernah menjadi salah satu pihak yang melemahkannya," tegas Sa'ar, dikutip dari The Times of Israel.
Sebagai informasi, Sa'ar yang merupakan mantan anggota Partai Likud Netanyahu, adalah bagian dari pemerintahan darurat yang dibentuk pada awal perang di Jalur Gaza.
Namun ia mengundurkan diri pada bulan Maret setelah ia tidak dimasukkan dalam Kabinet Perang.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Gideon Saar dan Benjamin Netanyahu