News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Kabar Buruk untuk Israel: Iron Dome Kebanggaannya Akan Hadapi Ujian Besar, Bisa Bertahan?

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rudal dari peluncur sistem pertahanan terpadu Iron Dome Israel meluncur untuk mencegat serangan udara. Iron Dome belakangan dikritik karena dinilai tak mampu menjatuhkan satu pun rudal saat Iran membalas pada April 2024 silam.

TRIBUNNEWS.COM – Sistem pertahanan udara Iron Dome yang sangat canggih dan dimiliki Israel diperkirakan akan menghadapi batu ujian besar.

Israel kini bersiaga menghadapi serangan balasan Hizbullah setelah pemimpin tertingginya, Hassan Nasrallah, tewas karena serangan Israel.

Sejak mulai dioperasikan tahun 2011 silam, Iron Dome menjadi senjata pertahanan yang amat diandalkan Israel.

Menurut militer Israel, sistem itu sudah menangkis ribuan rudal, roket, dan drone atau pesawat nirawak yang diluncurkan Hamas dan Hizbullah.

Akan tetapi, dikutip dari ABC News, pakar menyebut Iron Dome mungkin akan menghadapi ujian yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Iron Dome dirancang untuk menangkis roket jarak dekat dan serangan roket dari kelompok militer di sekitar Israel.

Sistem itu menggunakan radar canggih untuk mendeteksi proyektil yang datang ke Israel, kemudian menembakkan rudal untuk menghancurkan proyektil itu di udara.

Sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome melepaskan rudal pencegat untuk mengintersep roket yang ditembakkan milisi perlawanan Palestina ke kota-kota pendudukan. (khaberni)

Ada sepuluh peluncur Iron Dome yang ditempatkan secara strategis di seluruh Israel. Sistem tersebut melindungi kota-kota Israel dari roket dengan jarak jangkauan 4 hingga 70 km.

Marcus Hellyer, pakar dari Strategic Analysis Australia, menyebut Israel mampu menyusun strategi untuk mempertahankan diri tanpa harus menginvasi Lebanon dan Gaza.

Strategi itu berjalan dengan baik hingga Hamas melancarkan serangan tanggal 7 Oktober 2023.

Hamas berhasil membuat Iron Dome kewalahan dengan ribuan roket dan pesawat nirawak. Sementara itu, para pejuangnya menyebut Israel selatan.

Baca juga: Rudal Houthi Yaman Berhasil Tembus Iron Dome Zionis, Bombardir Tel Aviv dan Target Kritis Ashkelon

“Serangan pada bulan Oktober 2023 oleh Hamas di perbatasan Israel menghancurkan paradigma itu,” kata Hellyer.

Sementara itu, pekan lalu militer Israel mengatakan pasukannya bersiap melakukan serbuan darat ke Lebanon.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim negaranya akan terus melawan Hizbullah dengan kekuatan penuh meski Barat sudah mendesak adanya gencatan senjata.

Stephan Fruehling, pakar dari Pusat Kajian Pertahanan dan Strategis ANU, menyebut Iron Dome sangat efektif. Kendati demikian, tidak ada sistem yang sempurna.

Dia mengatakan beberapa rudal menembus Iron Dome.

“Ini permainan angka,” kata Fruehling.

Bahkan, jika Iron Dome berhasil mencegat roket, pecahannya akan jatuh di suatu tempat.

Adapun salah satu kekuatan utama Hizbullah ialah banyaknya stok rudal dan roket yang dimilikinya. Sebagian besar senjata itu dipasok dari Iran.

Menurut Laporan Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS) pada bulan Maret lalu, Hizbullah memiliki sekitar 200.000 roket.

Hellyer berujar kelompok asal Lebanon itu memiliki jumlah roket yang cukup untuk membahayakan Iron Dome yang menyebabkan kerusakan di kota-kota Israel.

Sebagian besar roket itu adalah roket murah tanpa sistem pemandu yang bisa jatuh di semua tempat.

Baca juga: Langit Israel Dihiasi Ganasnya Drone Irak, Pertama Kalinya Al-Arfad Tembus Iron Dome Zionis 

“Jika Hizbullah menembakkan banyak sekali roket, senjata itu akan membuat sistem pertahanan Israel kewalahan dan beberapa roket akan menembusnya,” kata Hellyer.

“Jika Anda mengarahkan roket-roket itu ke kota-kota seperti Tel Aviv secara random, roket-roket itu cepat atau lambat akan menghantam bangunan dan menyebabkan korban jiwa.”

Hizbullah punya rudal kuat

Beberapa waktu lalu Hizbullah mengatakan mulai menggunakan rudal jenis Fadi 1 dan Fadi 2 dalam konflik melawan Israel.

Rudal itu dibekali dengan peledak seberat 500 kg dan memiliki jangkauan hingga sekitar 190 km.

Di samping itu, Hizbullah juga menggunakan rudal balistik Qader-1 untuk pertama kalinya. Rudal itu menargetkan markas agen intelijen Mossad di Tel Aviv.

Rudal itu bisa ditangkis Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Meski demikian, pakar militer menyebut tembakan rudal itu telah menunjukkan kemampuan Hizbullah.

Fruehling mengatakan meski rudal yang lebih kuat bisa dihancurkan sistem pertahanan Israel, rudal itu bisa menyebabkan banyak kerusakan karena ukurannya yang besar.

“Jika kalian punya rudal yang cukup kuat, kalian bisa menembakkannya di lintasan yang sangat tinggi sehingga rudal itu datang dengan sangat cepat dan hampir vertikal,” ujar Fruehling.

“Dalam kasus ini, kalian mungkin menghancurkan hulu ledak rudal itu, tetapi masih akan ada kerusakan kinetik.”

Fruehling berkata Hizbullah juga punya rudal dengan jangkauan lebih jauh.

Hizbullah memperingatakan bahwa sejauh ini pihaknya baru menggunakan sebagai kecil kemampuannya.

Menurut Fruehling, pada tahap saat ini serangan Hizbullah baru menyebabkan “sedikit kerusakan, lebih banyak gangguan”.

Akan tetapi, sudah diketahui apakah Hizbullah memang sengaja membuat sedikit kerusakan.

Sementara itu, Hellyer mengatakan Iron Dome menggunakan rudal murah sehingga Israel bisa punya banyak stok.

Namun, apabila Hizbullah saat ini memang sedang membatasi diri dan serangannya naik meningkat, Israel mungkin akan ditimpa masalah.

“Jadi pertanyaannya adalah ‘Berapa banyak rudal Iron Dome yang dipunyai Israel?’”

“Mereka punya banyak, tetapi kalian bertanya-tanya sampai kapan mereka akan bertahan.”

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini