TRIBUNNEWS.COM - Partai dan kelompok militer Hizbullah Lebanon berduka atas kematian dua pemimpin seniornya dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut pada Jumat (27/9/2024).
Ali Karaki sebelumnya selamat dari serangan Israel di Beirut pada Senin (23/9/2024).
"Hizbullah mengumumkan kemartiran Komandan Haji Ali Karaki (Abu al-Fadl), dalam serangan Israel yang menargetkan daerah Haret Hreik di pinggiran selatan Beirut, di mana ia didampingi oleh Sekretaris- Jenderal Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah," kata kantor berita Sanad, Minggu (29/9/2024).
Hizbullah menggambarkan kematian Ali Karaki dan Hassan Nasrallah sebagai kehormatan besar dan kesaksian penuh berkah yang tidak ada bandingannya.
Hizbullah mengatakan Ali Karaki mengambil alih kepemimpinan Hizbullah di selatan sejak invasi Israel ke Lebanon pada 1982.
Ali Karaki juga berpartisipasi dalam semua konfrontasi dengan Israel.
Hizbullah juga berduka atas kematian Wakil Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah, Nabil Qaouk, dalam serangan Israel di selatan Beirut pada Minggu.
Hizbullah menjelaskan Nabil Qaouk bertanggung jawab di berbagai unit Hizbullah dan ia selalu hadir di medan perang di garis depan, seperti diberitakan Al Araby.
"Dia adalah seorang ulama misionaris dan seorang mujahid besar. Dia selalu hadir di arena jihad, dekat dengan para mujahidin di garis depan, dan menghabiskan hidupnya yang terhormat di bidang jihad, memberi, dan berkorban," kata Hizbullah dalam pernyataannya.
Sementara itu Israel mengatakan pembunuhan Hassan Nasrallah dan petinggi militer Hizbullah adalah kunci bagi Israel untuk mencapai tujuannya di perbatasan Lebanon selatan.
“Penghapusan Hassan Nasrallah, Ali Karki, dan sejumlah pemimpin partai dalam serangan hari Jumat," kata juru bicara militer Israel, Avichai Adraee, Sabtu (28/9/2024).
Baca juga: Hassan Nasrallah Tewas dalam Serangan Israel, Jenazahnya Ditemukan Utuh Tanpa Luka
Ia mengindikasikan tentara Israel akan terus menargetkan semua orang yang mempromosikan dan terlibat dalam serangan terhadap warga Israel.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.586 jiwa dan 96.210 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (28/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengeklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel