News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Afrika Kewalahan Melawan Meningkatnya Resistensi Antimikroba

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Afrika Kewalahan Melawan Meningkatnya Resistensi Antimikroba

Kematian akibat resistensi antimikroba (AMR) terjadi di seluruh dunia. Namun kasusnya banyak terjadi di negara-negara Afrika Sub-Sahara.

Sebuah laporan inovatif terkini yang dilakukan Proyek Penelitian Global tentang Resistensi Antimikroba (GRAM) memperkirakan antara tahun 2025-2050, lebih dari enam juta kematian secara langsung dikaitkan dengan AMR akan terjadi di Afrika Sub-Sahara.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia -WHO, Resistensi Antimikroba yang dikenal sebagai AMR, terjadi ketika bakteri, virus, jamur, dan parasit tidak lagi bereaksi terhadap obat-obat antimikroba. Akibatnya: Infeksi menjadi lebih sulit diobati, meningkatkan penyebaran penyakit, penyakit makin parah, dan kematian.

"AMR adalah masalah global bersama. Namun, beban tertinggi, yang berarti jumlah kematian tertinggi, terjadi di Afrika Sub-Sahara dan di Asia Tenggara," papar Kepala Penelitian Infeksi yang Kebal Obat Welcome Trust di London, Janet Midega, kepada DW.

Ancaman yang berkembang pesat ini merupakan perhatian utama bagi masa depan kesehatan global dan perawatan kesehatan modern.

Diproyeksikan lebih dari 39 juta orang bakal meninggal akibat infeksi yang resistan terhadap antibiotik pada tahun 2050.

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan resistensi itu di antaranya: Kurangnya akses terhadap air bersih, sanitasi, dan kebersihan, baik yang berkaitan dengan manusia maupun hewan.

Selain itu, kurangnya tindakan pencegahan infeksi dan penyakit di rumah, fasilitas kesehatan, dan peternakan juga berperan dalam memburuknya situasi ini.

Butuh komitmen global

Pertemuan tingkat tinggi tentang AMR diadakan selama Sidang Umum PBB pada akhir September 2024 untuk membahas cara mengurangi kematian manusia akibat AMR hingga 10% pada tahun 2030.

Para pemimpin dunia bertemu di New York dan menyetujui daftar target global untuk mengendalikan krisis resistensi antimikroba.

"Deklarasi politik hari ini menunjukkan komitmen global terhadap tindakan kolektif untuk mengendalikan AMR," ujar Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Eropa Dr. Hans Henri P. Kluge,."Dengan target yang jelas ini dan komitmen yang dibuat, kita dapat mempercepat kemajuan dan memastikan lebih sedikit orang meninggal dan menderita. Deklarasi politik ini memberi kita kesempatan untuk memperkuat investasi dalam pengendalian dan kemitraan AMR, serta meningkatkan solidaritas dan akuntabilitas bersama antarnegara."

AMR diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai salah satu dari sepuluh ancaman kesehatan global teratas. AMR secara langsung bertanggung jawab atas 1,3 juta kematian setiap tahun.

Studi Penelitian Global tentang Resistensi Antimikroba (GRAM) pertama, yang diterbitkan pada tahun 2022 di jurnal ilmiah Lancet, menemukan bahwa kematian terkait AMR global pada tahun 2019 lebih tinggi daripada kematian akibat HIV/AIDS atau malaria, yang secara langsung menyebabkan 1,2 juta kematian, dan berperan dalam 4,95 juta kematian lebih lanjut.

Tindakan yang diambil untuk menghentikan AMR

Tanpa upaya segera, resistensi antimikroba akan menyebabkan konsekuensi sosial dan ekonomi yang parah, papar para ahli.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini