News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Diserang Israel, Angkatan Bersenjata Lebanon Pilih Mundur Dari Perbatasan

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tentara Lebanon dilaporkan menarik diri dari wilayah perbatasan setelah Israel. Dalam pres rilisnya mereka melaporkan bahwa tentara Lebanon telah diminta oleh pasukan UNIFIL untuk mengevakuasi posisinya di perbatasan sebagai persiapan menghadapi operasi darat Israel yang diperkirakan akan terjadi.

TRIBUNNEWS.COM – Pasukan bersenjata Lebanon dilaporkan menarik diri dari wilayah perbatasan setelah Israel memulai invasi daratnya pada Selasa (1/10/2024).

Informasi ini mencuat setelah penduduk setempat mengungkap mundurnya tentara Lebanon dari  pangkalannya di perbatasan Selatan dengan Israel, tepat setelah militer Zionis melakukan serangan udara yang menyasar situs-situs penting Hizbullah.

Isu terkait mundurnya tentara Lebanon dari posisi strategis di perbatasan juga dikonfirmasi oleh media lokal Jerusalem Post yang mengatakan bahwa pasukan mundur setidaknya lima kilometer, menjauhi wilayah perbatasan antara Israel.

Dalam pres rilisnya mereka melaporkan bahwa tentara Lebanon telah diminta oleh pasukan UNIFIL untuk mengevakuasi posisinya di perbatasan sebagai persiapan menghadapi operasi darat Israel yang diperkirakan akan terjadi.

"Operasi ini ditujukan terhadap target dan infrastruktur organisasi Hizbullah, di sejumlah desa dekat perbatasan, yang menimbulkan ancaman langsung dan nyata bagi pemukiman Israel di perbatasan utara," bunyi pernyataan IDF.

Seorang juru bicara tentara Lebanon tidak mengkonfirmasi atau menyangkal pergerakan tersebut.

Akan tetapi warga di Aita Al Shaab, wilayah perbatasan Lebanon, melaporkan telah terjadi ledakan hebat dan suara helikopter. Dia juga mendengar desingan pesawat tak berawak bak di atas kepala.

Israel Mulai Invasi Darat

Seminggu setelah serangan Hizbullah mengenai kawasan Teheran, Israel secara resmi memulai invasi daratnya ke Lebanon dengan melakukan serangan terbatas terhadap target-target Hizbullah di daerah perbatasan.

Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengatakan bahwa mereka telah memulai serangan darat yang menyasar Hizbullah di desa-desa di Lebanon selatan, yang berbatasan dengan lokasi komunitas Israel di utara.

Untuk mempercepat serangan invasi darat Israel ke Lebanon, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahkan turut menerjunkan angkatan udara dan artileri Israel.

Tak sampai disitu, Militer Israel turut mengerahkan dua brigade tentara cadangan dan divisi pemboman di Lebanon.

Baca juga: Israel Mau Masuk Menyerbu, PM Lebanon Umumkan Soal Pengerahan Pasukan ke Perbatasan

Kepala Staf Militer Israel Herzi Halevi menyatakan tengah mempersiapkan kemungkinan tersebut untuk memburu milisi Hizbullah yang dianggap sebagai proksi Iran.

“Mereka bergerak ke utara dan sekarang beroperasi di arena utara setelah melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk pertempuran di Lebanon,” kata Kepala Staf Militer Israel, Halevi.
 
Mengutip dari CNN International, serangan ini digelar tepat Militer Israel mendeklarasikan zona militer di beberapa bagian perbatasan utaranya dengan Lebanon.

Adapun wilayah yang  telah dinyatakan sebagai zona militer tertutup  diantaranya Metula, Misgav Am, dan Kfar Giladi yang berlokasi di Israel utara.

Korban Tewas di Lebanon Tembus 1.030

Pasca Israel mengintensifkan serangan ke wilayah Lebanon, Kementerian Kesehatan negara itu mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan Israel menjadi 1.030, termasuk 104 anak-anak dan 194 wanita, serta 8.408 cedera.

Jumlah tersebut melonjak tajam, bahkan mengungguli jumlah korban saling serang antara Israel dan Hizbullah di Lebanon yang telah meningkat sejak Oktober 2023

Mengantisipasi lonjakan korban jiwa, ribuan orang berbondong-bondong mengungsi dari Lebanon Selatan yang berbatasan dengan wilayah Israel.

Ribuan orang ini sebagian besar melarikan diri mengungsi ke Suriah, menyusul serangan udara besar-besaran Israel ke negara itu yang terus berlanjut sejak awal pekan ini demi memberangus milisi Hizbullah.

Kantor Komisariat Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) menyampaikan, banyak dari keluarga Suriah yang sebelumnya melarikan diri ke Lebanon kini harus menghadapi situasi tragis, di mana mereka kembali mengungsi akibat pengeboman di wilayah yang mereka anggap aman.

Banyak dari pengungsi ini, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi, dilaporkan mengantri di perbatasan setelah bermalam di suhu dingin yang ekstrim.

Ini lantaran kemacetan panjang terjadi di sepanjang jalanan menuju ibu kota Beirut, membuat ribuan mobil yang ditumpangi berbagai penduduk desa di Lebanon selatan tertahan di ruas-ruas jalan utama.

(Tribunnews.com/ Namira Yunia)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini