Pada bulan April, Iran melancarkan serangan rudal dan pesawat nirawak berskala besar ke Israel – serangan langsung pertama terhadap negara tersebut dari wilayahnya – sebagai balasan atas dugaan serangan Israel terhadap kompleks diplomatik Iran di Suriah.
Saat itu, Iran memberikan pemberitahuan 72 jam sebelum serangan itu, yang secara luas dilihat dirancang untuk meminimalkan korban jiwa sambil memaksimalkan tontonan dengan hampir semua dari 300 proyektil yang ditembakkan dari langit oleh sistem pertahanan Israel.
Israel menanggapi seminggu kemudian dengan serangan terbatas terhadap Iran.
Dalam serangan kali ini, Israel mengetahui tentang ancaman yang akan segera terjadi hanya beberapa jam sebelum Teheran melancarkan serangan, dengan target termasuk markas besar badan intelijen Israel Mossad, di Tel Aviv, kota terbesar kedua Israel, Pangkalan Udara Nevatim dan Pangkalan Udara Tel Nof.
Juru bicara Pentagon Mayjen Pat Ryder mengatakan serangan Iran pada hari Selasa dua kali lebih besar dari serangan bulan April.
Serangan itu juga mencakup lebih banyak rudal balistik, yang lebih sulit ditembak jatuh, sehingga menimbulkan ancaman nyata bagi warga Israel – banyak di antaranya yang dievakuasi ke tempat perlindungan selama serangan itu.
Sementara militer Israel mengatakan sebagian besar rudal berhasil dicegat, beberapa mendarat di tanah Israel dan tampaknya menyebabkan kerusakan.
Gelombang kejut yang disebabkan oleh serangan itu juga merusak rumah-rumah di Israel bagian tengah, kata pihak berwenang di negara itu.
Upaya Diplomatik di Timur Tengah Gagal
Upaya-upaya lewat jalur diplomasi sejauh ini gagal menengahi kesepakatan antara Israel dan Hizbullah, dan negosiasi gencatan senjata dan pertukaran sandera antara Hamas dan Israel telah gagal.
Bahkan hingga beberapa minggu yang lalu, beberapa pejabat senior AS secara pribadi percaya bahwa melalui upaya diplomatik dan pencegahan, Washington telah membantu menggagalkan serangan besar-besaran Iran terhadap Israel, sumber mengatakan kepada CNN.
Hanya, akrobat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di menit-menit akhir kesepakatan berujung pada buntunya pembicaraan negosiasi gencatan senjata di Gaza.
Baca juga: Kenapa Iran Baru Membalas Israel Sekarang? Ternyata Ada Faktor Amerika dan Gaza
“Saya pikir Nasrallah adalah titik puncak” bagi Iran, kata Jonathan Panikoff, mantan analis intelijen senior yang mengkhususkan diri pada wilayah tersebut.
Tanpa jalan keluar, dan Israel tampaknya enggan berkompromi dengan musuh-musuh regionalnya, serangan hari Selasa mungkin merupakan tanda paling jelas bahwa perang regional yang sangat ditakutkan akan segera terjadi.