News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Iran Vs Israel

Diplomasi Memanas, Israel Blacklist Sekjen PBB di Tengah Konflik dengan Iran

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Bobby Wiratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berbicara saat wawancara dengan AFP di markas besar PBB pada 16 September 2024 di New York City. (ANGELA WEISS / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Israel mengumumkan larangan sekretaris jenderal PBB, Antonio Guterres untuk memasuki wilayah Israel.

Hal tersebut diumumkan oleh Israel Katz melalui X pada Rabu (3/10/2024).

"Saya telah menyatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai persona non grata di Israel dan melarangnya memasuki negara itu," kata Israel Katz dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Kementerian Luar Negeri mengklaim bahwa langkah ini didorong oleh tanggapan Guterres terhadap serangan rudal dari Iran pada malam sebelumnya, dikutip dari Al Mayadeen.

Katz menuduh Guterres memberikan respons tidak tegas dalam serangan Iran.

Hal ini terjadi tak lama setelah Guterres menyerukan agar eskalasi kekerasan di Timur Tengah segera diakhiri.

Guterres mengecam meningkatnya skala perang yang ditandai dengan eskalasi terus-menerus.

"Ini harus dihentikan. Kita benar-benar membutuhkan gencatan senjata," tegas Guterres pada hari Selasa (2/10/2024).

Ini bukan pertama kalinya Israel melarang pejabat PBB memasuki Israel.

Dalam beberapa bulan terakhir, terdapat beberapa pejabat PBB yang dilarang memasuki Israel.

Mereka di antaranya, Pelapor Khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese, yang dituduh berpihak pada Palestina.

Baca juga: AS Intimidasi Iran di Sidang Darurat Dewan Keamanan PBB: Jangan Targetkan Kami Atau Israel

Kemudian kepala kantor kemanusiaan PBB di Wilayah Palestina yang diduduki, yang mengatakan pada bulan Agustus bahwa Israel tidak memperpanjang visanya karena laporan PBB yang menuduh Israel melanggar hak-hak anak-anak Palestina.

Operasi Janji Setia 2

Sekitar 400 rudal diluncurkan oleh Iran menuju wilayah Palestina yang diduduki.

Menurut IRGC, serangan ini adalah respons atas kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah dan anggota IRGC Nilforooshian.

"Kami telah menargetkan jantung wilayah yang diduduki sebagai respons atas pembunuhan para martir Haniyeh , Sayyed Hassan Nasrallah, dan Nilforooshian," kata IRGC.

IRGC mendeklarasikan serangan ini sebagai 'Operasi Janji Setia 2'.

Dalam pernyataan kedua, IRGC mengonfirmasi bahwa tiga pangkalan militer di Tel Aviv menjadi sasaran

Ketiga pangkalan tersebut di antaranya Nevatim, Hatzerim, dan Pangkalan Udara Tel Nof, dikutip dari Al Mayadeen.

Pangkalan Nevatim diketahui menjadi tempat untuk menampung jet tempur F-35.

Kemudian pangkalan Hatzerim menampung jet tempur F-15 yang digunakan untuk membunuh pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah.

Menurut kantor berita Fars News yang terkait dengan Korps Garda Revolusi Islam 80 persen rudal yang diluncurkan dalam gelombang pertama serangan Iran terhadap Israel mengenai sasaran yang dituju.

Beberapa lapis sistem pertahanan Israel tampak gagal mencegat rudal balistik Iran.

Menurut tentara Israel, sirene diaktifkan di hampir 1.500 wilayah di seluruh negeri. 

Awalnya, Israel mengatakan 100 rudal yang ditembakkan Iran.

Namun ternyata jumlah tersebut hanya sebagian kecil dan terus bertambah.

Dalam satu jam setelahnya, rudal Iran yang mencapai Israel terhitung hampir 400.

Tentara Israel mengatakan bahwa sirene tersebut telah mempengaruhi 10 juta warga Israel di seluruh negeri, yang berarti bahwa cakupan geografis serangan Iran mencakup seluruh Israel. 

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Pezeshkian, IRGC dan Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini