Di pihak Israel, 654 tentara tewas.
1996: Musuh anyar dan invasi baru
Invasi Israel pada 1982 berhasil menggusur PLO, yang memindahkan kantor pusatnya dari Lebanon ke Tunisia. Namun setelah itu, kelompok paramiliter Hizbullah dibentuk. Kelompok itu menganggap Israel sebagai musuh dan berusaha menyerangnya.
Pada April 1996, pasukan Israel menyerang Hizbullah untuk pertama kalinya, sebagai respons atas serangan roket oleh kelompok tersebut. Invasi tersebut berlangsung lebih dari dua pekan.
Sebanyak 250 warga Lebanon dan 13 anggota Hizbullah tewas. Adapun Israel tidak menderita kerugian apa pun.
Israel dan Hizbullah tetap berselisih dan beberapa kali kedua pihak saling serang. Hizbullah tercatat menembakkan roket ke wilayah Israel, sedangkan Angkatan Udara Israel membombardir wilayah Lebanon.
2006: 34 hari perang
Pada Juli 2006, Hizbullah membombardir kota-kota Israel yang kemudian disusul dengan serangan darat ke wilayah Israel. Sejumlah anggota Hizbullah menyerang dua kendaraan militer, menewaskan delapan tentara dan menyandera dua serdadu lainnya.
Israel merespons dengan melakukan serangan udara besar-besaran dan tembakan artileri ke berbagai wilayah Lebanon. Israel juga memblokade wilayah udara dan laut Lebamon, serta invasi darat ke Lebanon selatan.
Perang berlangsung selama 34 hari dan berakhir dengan gencatan senjata.
Sekitar 1.191 orang tewas di Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil. Di pihak Israel, 121 tentara dan 44 warga sipil tewas.
Apa kata para pakar militer?
Tindakan Israel terhadap Hizbullah telah mengubah keseimbangan antara Israel dan Lebanon untuk saat ini, menurut Editor Internasional BBC, Jeremy Bowen: "...dalam beberapa minggu terakhir, Israel telah memenggal organisasi Hizbullah dan menghancurkan setengah dari persenjataannya, menurut otoritas Amerika dan Israel; serta menginvasi Lebanon."
Analis militer Israel, Yoav Stern, mengatakan kepada BBC bahwa ia meyakini bahwa strategi mirip tahun 2006, dengan serangan terbatas, akan kembali terjadi kali ini. Menurutnya, serangan tahun ini berbeda dengan serbuan besar-besaran pada 1982.
"Invasi kali ini akan berjalan lambat, hati-hati, dan penuh perhitungan, termasuk menduduki kota-kota di Lebanon selatan satu per satu, alih-alih melakukan invasi secara cepat dan menyeluruh ke poros-poros utama," kata Stern.
Ia menambahkan bahwa Hizbullah telah lama bertahan di kota-kota Lebanon selatan sehingga kecil kemungkinan Israel akan menduduki kota-kota ini dan meninggalkannya dengan cepat.