TRIBUNNEWS.COM - Garda Revolusi Iran (IRGC) merilis video ketika memberikan sentuhan terakhir pada rudal digunakan dalam serangan balasan terhadap Israel pada Selasa (1/10/2024) malam.
Dalam video yang dirilis melalui jaringan media Arab, Muhit, itu menunjukkan sejumlah tentara Iran sedang mempersiapkan rudal berukuran besar.
Mereka memeriksa rudal tersebut dan memberikan sentuhan akhir sebelum dikirim dengan truk yang ditunjuk ke lokasi peluncuran.
Video itu juga memperlihatkan tentara Iran ketika menulis sebuah tulisan berbahasa Persia dan Arab di salah satu rudal.
“Dan kamu tidak melempar ketika kamu menembak, tetapi Tuhan yang melempar," bunyi tulisan itu.
“Hukuman berat atas pertumpahan darah," bunyi tulisan lainnya.
IRGC meluncurkan serangan balasan terhadap Israel pada Selasa malam.
Serangan balasan itu menargetkan pangkalan udara tentara Israel sebagai tanggapan atas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, dan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Surat kabar Iran, Tasnim, mengatakan IRGC menunggu beberapa minggu sebelum melancarkan serangan balasan terhadap Israel menggunakan rudal.
Selama waktu tersebut, IRGC sedang menyelesaikan dan mengembangkan beberapa teknologi yang belum diumumkan serta melakukan modernisasi sistem rudal.
Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh tewas dalam serangan yang diduga dilakukan oleh Israel ketika pemimpin Hamas itu mengunjungi Teheran, Iran pada Rabu (31/7/2024).
Baca juga: Israel Incar akan Bunuh Hashem Safi Al-Din, Diduga Jadi Pengganti Hassan Nasrallah
Sementara Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel di markas Hizbullah di distrik Dahiya, pinggir Beirut, Lebanon pada Jumat (27/9/2024).
Hizbullah juga menjadi sasaran serangan Israel setelah Hizbullah bergabung untuk mendukung perlawanan Palestina, Hamas, di Jalur Gaza sejak 8 Oktober 2023, dengan menyerang perbatasan Israel utara, Palestina yang diduduki.
Sejak revolusi Iran yang dipimpin Ayatollah Ruhollah Khomeini, Israel bersama AS dan sekutunya menuduh Iran mendanai kelompok perlawanan seperti Hizbullah, Hamas, Kataib Hizbullah, Jihad Islam Palestina (PIJ), dan kelompok lain di Suriah, Irak, dan Lebanon untuk melawan Israel dan sekutunya di kawasan itu.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.689 jiwa dan 96.625 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (3/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel