News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Adu Senjata Beracun Rusia dan Ukraina, Kedok Peluru Asap Hingga Whiskey dan Kue Mematikan

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prajurit Rusia dengan bendera Rusia di seragamnya berjaga di kompleks Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia selama konflik Ukraina-Rusia di luar kota Enerhodar yang dikuasai Rusia di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina 4 Agustus 2022.

Adu Senjata Beracun Rusia dan Ukraina, Kedok Peluru Asap Hingga Whiskey dan Kue Mematikan

TRIBUNNEWS.COM - Peperangan antara Rusia dan Ukraina berkembang menjadi pertempuran yang tidak hanya melibatkan adu tembak proyektil di medan perang, namun juga dalam hal penggunaan senjata beracun. 

Sebuah laporan dari Sputnik, Senin (7/10/2024), menyebut pasukan Rusia pada bulan Agustus mengungkap fakta penggunaan senjata kimia secara rahasia oleh Ukraina dengan kedok peluru asap.

Baca juga: Benarkah Israel Mengebom Gudang Senjata Rusia di Suriah? Moskow-Tel Aviv Kini Musuh Sungguhan?

Hal itu dikatakan Letnan Jenderal Igor Kirillov, kepala Pasukan Pertahanan Radiologi, Kimia, dan Biologi angkatan bersenjata Rusia, pada hari Senin.

"Pasukan Ukraina menggunakan peluru kimia DM-105 di kota Sudzha di wilayah Kursk Rusia pada tanggal 11 Agustus, melukai lebih dari 20 orang," kata kementerian tersebut.

Pernyataan itu menambahkan kalau selama agresi Rusia di Ukraina lebih dari 400 kasus penggunaan bahan kimia pengendali huru hara dan bahan kimia terjadwal seperti BZ telah dilaporkan digunakan dalam pertempuran.

"Ukraina mempersiapkan provokasi untuk menuduh Rusia menggunakan zat beracun selama operasi khusus (diksi Moskow untuk Agresi) di Ukraina," kata Letnan Jenderal Igor Kirillov.
 
"Saat ini, Kementerian Pertahanan Rusia memiliki informasi tentang persiapan provokasi Ukraina yang sedang berlangsung untuk menuduh Rusia menggunakan zat beracun selama operasi militer khusus," kata Kirillov dalam sebuah pengarahan.
 
Kiev akan menyerahkan "bukti" penggunaan zat beracun oleh Rusia kepada perwakilan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) untuk laporan yang dianggap "independen", kata Kirillov.

Dia menambahkan bahwa bahan bukti yang direkayasa akan digunakan pada sesi ke-107 Dewan Eksekutif OPCW.

Kiev bermaksud meminta perwakilan Rusia untuk dicopot dari jabatannya di Sekretariat Teknis OPCW jika provokasi dengan dugaan penggunaan zat beracun oleh Rusia berhasil.

Setelah provokasi Kiev dengan penggunaan zat beracun, keputusan akan dibuat mengenai kekalahan hak Rusia sebagai pihak dalam Konvensi Senjata Kimia (CWC), katanya.

Rusia belum menerima tanggapan substantif dari OPCW mengenai fakta penggunaan zat beracun oleh Kiev, Kirillov menambahkan.

Whiskey dan Kue Beracun

Upaya Ukraina untuk memusnahkan puluhan pilot Rusia dengan kue dan wiski yang dicampur racun digagalkan pada menit-menit terakhir, metro.co.uk melaporkan Oktober tahun lalu.

Sekotak wiski Irlandia Jameson dan kue raksasa, yang dua-duanya diberi racun mematikan, dilaporkan dikirim ke sebuah perayaan di akademi penerbangan militer Rusia.

Para pilot dan mereka yang terlibat dalam pertempuran garis depan, memperingati 20 tahun kelulusan mereka dari Sekolah Tinggi Penerbangan Militer Armavir.

‌Secara keseluruhan, 77 tamu hadir di acara tersebut.

‌Para tamu di perayaan restoran tersebut, di antaranya para pilot dari Angkatan 2003.

Banyak yang sekarang mendapat penghargaan tinggi dan memegang pangkat senior.

Baca juga: Viral Video Pilot Rusia Sebut Perang Ukraina adalah Kejahatan, Netizen Khawatirkan Keselamatannya

Saluran Telegram Flightbomber melaporkan, ada upaya peracunan tapi gagal.

Flightbomber merupakan saluran pro-perang dengan lebih dari 400.000 subscriber.

‌Dikatakan, bahwa kue seberat 20 kilogram itu dipotong, namun kabarnya tidak dimakan.

Tidak jelas bagaimana para prajurit Rusia itu, mengetahui bahwa kue dan wiski telah diberi racun.

S‌etelah sadar makanan mereka mengandung racun, para pilot berusaha mencari tahu siapa yang melakukannya.

Staf akademi dengan cepat menemukan rekaman CCTV dari petugas pengiriman.

Berdasarkan database dari sistem pelacakan wajah Rusia, orang yang mengantarkan kue dan wiski tersebut diidentifikasi bernama E. Semenov, 32 tahun.

Ia berasal dari Melitopol, wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.

Ia sempat terlihat meninggalkan akademi dengan tergesa-gesa dan dilaporkan menuju bandara Stavropol untuk melarikan diri.

Namun, pelaku dilaporkan telah ditangkap dan mengakui perbuatannya.

Kue yang diduga mengandung racun (Fighterbomber/e2w)

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-607: Pasukan Ukraina Halau 20 Rudal Rusia di Avdiivka

‌Foto penahannya dipublikasikan oleh outlet media Rusia, Baza.

Outlet tersebut, menyebut bahwa pelaku langsung mengakui semuanya, yakni tentang kue dengan racun yang kuat, botol mana yang diberi racun, dan botol mana yang dia beli untuk menambah hadiah.‌

"Dia menjelaskan bagaimana dia mengetahui jumlah tamu, dan di mana perayaan akan dilangsungkan.‌"

"Bahkan lambang sekolah penerbangan, yang digambar di atas kue, adalah lambang saat ini.'"

Laporan tidak menyebutkan racun apa yang diduga digunakan.

Pelaku diduga memesan kue tersebut dari pembuat manisan lokal di Armavir, wilayah Krasnodar, Rusia.

"Secara kebetulan dan berkat ketelitian para petugas, yang menyingkirkan kue dan minuman keras tersebut, tidak ada seorang pun yang punya waktu untuk memakan kue atau mencicipi minuman keras tersebut," kata saluran Flightbomber.

"Ini hampir menjadi bencana bagi 77 tamu.‌"

"Tapi semua orang masih hidup. GUR [intelijen militer Ukraina] gagal, dan itu bagus."

"Dinas rahasia Rusia sekarang mencari pembuat kue dan pihak lain yang terlibat dalam sabotase yang gagal ini."

E Semenov (BAZA)

Baca juga: Detik-detik Tentara Rusia Berlarian Dikejar Drone Ukraina, pada Akhirnya Tak Bisa Menghindar

‌Belum ada komentar resmi dari penegak hukum Rusia mengenai dugaan rencana peracunan tersebut.

Flightbomber kemudian memperingatkan pilot tentang risiko pembunuhan oleh Ukraina dengan mengatakan:

"Ingatlah bahwa ada perang yang sedang terjadi."

"Lulusan sekolah penerbangan seperti kalian adalah target yang bagus. "

"Dan masyarakat Ukraina juga membuat media menulis soal kemenangan atas kematian-kematian seperti ini."

"Ingatlah bahwa kalian tidak hanya bisa diracuni."

"Ada juga ribuan cara lain untuk membunuh."

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini