* Brigade Al-Qassam membagikan gambar tentara Israel yang ditangkap dan melaporkan telah menyandera sedikitnya 35 orang Israel.
* Laporan korban awal menunjukkan lebih dari 40 korban tewas di pihak Israel dan sekitar 750 orang terluka akibat operasi mendadak dan penggunaan Protokol Hannibal oleh Israel, yang menewaskan tentara dan pemukim Israel di samping sejumlah pejuang milisi perlawanan.
Baca juga: Hannibal Directive, Protokol dan Metode Tentara Israel Tumbalkan Warganya Sendiri Demi Tumpas Hamas
Hari ke-2 – Meningkatnya Kekerasan
* Siaran media-media Israel melaporkan bahwa jumlah korban tewas dari operasi awal perlawanan meningkat menjadi lebih dari 300, dengan lebih dari 1.590 orang terluka.
Beberapa bulan kemudian, Haaretz mengonfirmasi bahwa tank-tank Israel secara acak menembaki semua orang di daerah itu, menewaskan tentara dan pemukim Israel.
* Juru bicara Brigade Al-Qassam menyatakan bahwa jumlah tentara Israel yang ditangkap jauh melebihi apa yang diperkirakan pejabat Israel.
* Mantan kepala Mossad menyatakan di CNN bahwa tidak ada peringatan mengenai operasi tersebut, yang menunjukkan adanya kejutan yang besar.
* Serangan udara Israel mengakibatkan kerusakan besar dan menargetkan warga sipil.
* Laporan menunjukkan sekitar 750 warga Israel hilang dan tentara Israel mulai mengevakuasi penduduk dari wilayah Gaza.
Hari ke-3 – Meningkatnya Korban dan Mobilisasi Militer
* Radio Tentara Israel melaporkan bahwa komandan pangkalan Tze'elim terluka saat bentrokan di Sderot.
* Jumlah korban tewas di pihak militer Israel mencapai 1.000 orang, dengan perkiraan lebih dari 150 orang ditawan oleh pihak perlawanan.
* Kementerian Kesehatan melaporkan sedikitnya 436 warga Palestina, termasuk 91 anak-anak, tewas, dan ribuan lainnya terluka.
Setidaknya 7 lokasi militer Israel menjadi sasaran perlawanan Palestina pada hari pertama Operasi Banjir Al-Aqsa.