"Keputusan Mesir untuk membeli jet tempur Tiongkok J-10C dan mungkin J-31 bukan hanya tindakan militer-politik yang strategis tetapi juga masalah penting dalam politik dalam negeri. Negara yang selama ini bergantung pada teknologi dan bantuan militer Amerika, kini beralih ke Tiongkok, yang dapat memancing reaksi beragam dari penduduk Mesir dan elit politik."
Di satu sisi, langkah tersebut dapat dianggap positif oleh sebagian masyarakat yang melihatnya sebagai peluang untuk memperkuat kemerdekaan dan keamanan nasional.
Warga negara Mesir dapat menghargai upaya pemerintah untuk mendiversifikasi kemitraan militernya dan mengurangi ketergantungan pada AS, terutama dalam konteks meningkatnya ketidakpuasan terhadap kebijakan AS di kawasan dan di dalam negeri.
Meskipun pemerintah Presiden Abdel Fattah al-Sisi telah menunjukkan keunggulan strategis jet tempur Tiongkok, penting untuk memantau reaksi kekuatan politik dan aktivis oposisi yang mungkin melihat hal ini sebagai pengkhianatan terhadap aliansi lama dengan Washington.
Di sisi lain, keputusan tersebut dapat menimbulkan kritik dan kekhawatiran di kalangan politik dan di antara warga negara yang khawatir bahwa pemulihan hubungan dengan Tiongkok dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak terduga bagi kebijakan luar negeri dan keamanan dalam negeri Mesir.
Kemungkinan ketergantungan dan pengaruh baru di pihak Beijing dapat menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya kedaulatan dan otonomi, terutama dalam konteks hubungan yang secara tradisional kuat dengan Washington.
Terakhir, kehadiran Tiongkok di Mesir menciptakan dinamika yang dapat dianggap Rusia sebagai peluang unik untuk memperluas pengaruhnya di kawasan tersebut.
Rusia, yang secara tradisional memiliki kehadiran militer dan ekonomi yang kuat di Timur Tengah, mungkin mencoba memanfaatkan situasi yang berubah.
Penjualan jet tempur Tiongkok, dikombinasikan dengan fokus Mesir yang semakin meningkat pada teknologi militer baru, dapat mendorong Moskow untuk menawarkan sistem pertahanan dan penerbangannya sendiri kepada Kairo untuk diintegrasikan dengan jet tempur Tiongkok yang baru.
Peningkatan kerja sama militer antara Rusia dan Mesir sudah ada, terutama dalam konteks latihan bersama dan pengiriman senjata.
Jika Rusia berhasil memposisikan dirinya sebagai mitra penting bagi Mesir, pengaruhnya di negara tersebut dapat meningkat, terutama dalam konteks persaingan global antara AS dan Tiongkok.
Ada risiko bahwa Mesir akan mendapati dirinya "berada dalam posisi seimbang" di antara berbagai kekuatan besar, yang dapat memberikan peluang baru bagi Rusia untuk memperkuat kehadiran dan perannya di kawasan tersebut.
Namun, pengaruh Rusia di Mesir akan bergantung pada banyak faktor, termasuk reaksi AS, yang mengamati dengan saksama setiap perubahan dalam kemitraan militer Kairo.
Pemerintah AS kemungkinan akan mencari cara untuk mempertahankan posisi strategisnya di kawasan tersebut dan mencegah kemungkinan peningkatan pengaruh Rusia.