Donald Trump Minta Perlindungan Pesawat dan Kendaraan Militer Karena Takut Dibunuh Iran
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah media Barat memberitakan kalau calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump meminta perlindungan berupa penyediaan pesawat dan kendaraan militer dari negara selama berkampanye.
Permintaan ini diajukan Trump karena ketakutan ancaman Iran terhadap keselamatan hidupnya.
Baca juga: Sebut Israel Bisa Lenyap dalam 2 Tahun, Trump: Pemilih Yahudi-Amerika Ikut Bersalah Jika Saya Kalah
The Washington Post melaporkan, dengan mengutip sumber dan surat yang dimiliki media itu, kalau perwakilan dari markas besar kampanye politisi ini, dalam beberapa minggu terakhir, telah mengirimkan surat kepada pimpinan Secret Service atau SS (Dinas Rahasia) AS.
Dalam surat itu, pihak Trump menyatakan ketidakpuasan mereka atas kegagalan SS memberikan informasi keamanan yang memadai untuk Trump.
"Tim kampanye Partai Republik bersikeras agar Dinas Rahasia menyediakan pesawat militer untuk mengamankan pergerakan Trump atau memberikan perlindungan tambahan untuk pesawat pribadinya," kata laporan tersebut dikutip dari Khaberni, Sabtu (12/10/2024).
Selain itu, para manajer kampanye Trump bersikeras untuk melarang adanya penerbangan di atas kediaman Trump dan tempat kampaney umum.
Selain itu mereka juga meminta kaca antipeluru untuk digunakan pada kampanye umum di tujuh negara bagian, dan minta disiapkan kendaraan militer untuk mobilitas capres AS dari Partai Republik tersebut.
Para manajer kampanye khawatir akan adanya upaya pembunuhan Trump oleh Iran, yang dapat terjadi menggunakan “drone atau rudal.”
The Washington Post menggambarkan permintaan tersebut sebagai sesuatu yang “menakjubkan dan belum pernah terjadi sebelumnya.”
Dia menekankan bahwa "tidak ada kandidat dalam sejarah modern yang diangkut dengan pesawat militer menjelang pemilu."
Pada akhir September, Trump menulis di jejaring sosialnya, Truth Social, kalau Iran merupakan ancaman bagi hidupnya.
Tim kampanyenya, sebaliknya, mengatakan bahwa Kantor Direktur Intelijen Nasional memberi tahu Trump tentang “ancaman nyata dan spesifik dari Iran” yang bertujuan untuk mengacaukan situasi di Amerika Serikat.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan bahwa Teheran menganggap pernyataan Trump tentang ancaman Iran terhadap nyawanya hanyalah bagian dari kampanye pemilu.