News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Iran Vs Israel

Bak Seorang yang Tak Mau Kehilangan Kekasihnya, AS Kirim Pasukan Demi Bela Israel dari Iran

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Serangan ratusan rudal balistik Iran ke wilayah Israel, Selasa malam, 1 Oktober 2024.

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) akan segera mengirimkan pasukannya ke Israel.

Tak hanya itu, AS juga akan mengirimkan sistem antirudal ke Israel untuk memperkuat pertahanan dari serangan Iran.

Presiden AS Joe Biden mengatakan langkah itu dimaksudkan "untuk membela Israel", yang sedang mempertimbangkan kemungkinan pembalasan terhadap Iran setelah Teheran menembakkan lebih dari 180 rudal ke Israel pada 1 Oktober.

Juru bicara Pentagon, Mayjen Patrick Ryder menggambarkan pengerahan itu sebagai bagian dari "penyesuaian lebih luas yang telah dilakukan militer AS dalam beberapa bulan terakhir" untuk mendukung Israel.

Dikutip dari Reuters, Patrick Ryder juga mengatakan, hal tersebut dilakukan demi mempertahankan personel AS dari serangan Iran dan kelompok-kelompok yang didukung Iran.

Namun, pengerahan militer AS ke Israel jarang terjadi di luar latihan militer, mengingat kemampuan militer Israel sendiri.

Pasukan AS dalam beberapa bulan terakhir telah membantu pertahanan Israel dari kapal perang dan jet tempur di Timur Tengah ketika diserang Iran.

Akan tetapi, para pasukan AS ini ditempatkan dan bermarkas di luar Israel.

Kirim THAAD

Masih mengutip Reuters, AS mengirimkan Sistem Pertahanan Area Ketinggian Terminal Tinggi (THAAD) ke Israel untuk menangkal serangan udara Iran.

THAAD merupakan bagian penting dari sistem pertahanan udara berlapis milik militer AS dan melengkapi pertahanan antirudal Israel yang sudah tangguh.

Baca juga: Apa Itu THAAD? Sistem Pertahanan Rudal Canggih yang Dikirim oleh AS untuk Israel

Baterai THAAD biasanya memerlukan sekitar 100 pasukan untuk beroperasi.

Baterai ini memiliki enam peluncur yang dipasang di truk, dengan delapan pencegat pada setiap peluncur, dan radar yang kuat.

Iran meluncurkan rudal dan pesawat nirawak ke Israel pada bulan April.

Kemudian pada tanggal 1 Oktober, Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke Israel di tengah meningkatnya pertempuran antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon.

Banyak rudal yang dicegat saat terbang, tetapi beberapa berhasil menembus pertahanan rudal.

Pejabat AS tidak mengatakan seberapa cepat sistem itu akan dikerahkan ke Israel.

Pentagon mengatakan THAAD dikerahkan ke Israel selatan untuk latihan pada tahun 2019, terakhir dan satu-satunya THAAD diketahui berada di sana.

Iran Siap untuk Perang dan Perdamaian

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi (IRNA)

Baca juga: AS Kirim Alat Penangkis Rudal THAAD ke Israel Dalih Antisipasi Serangan Iran

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi telah memperingatkan, seluruh kawasan Asia Barat menghadapi situasi yang genting di tengah agresi Israel di Gaza dan Lebanon.

Araghchi menegaskan, Republik Islam siap menghadapi skenario apa pun.

Araghchi menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Minggu selama konferensi pers dengan mitranya dari Irak, Fuad Hussein, di Baghdad.

"Kami sepenuhnya siap menghadapi situasi perang. Kami tidak takut perang, tetapi kami tidak menginginkannya. Kami akan berjuang untuk perdamaian yang adil di Gaza dan Lebanon," katanya, dikutip dari IRNA.

Dirinya mengatakan lawatan regionalnya ditujukan untuk melakukan "konsultasi dan diskusi erat" dengan sekutu regional, terutama Irak, karena kawasan tersebut tengah menghadapi berbagai tantangan yang diciptakan oleh rezim Israel.

Menekankan perlunya negara-negara regional menghentikan agresi Israel di Gaza dan Lebanon, Araghchi mengatakan Iran tidak mencari ketegangan atau meningkatkan ketegangan dan konflik.

Namun, ia menegaskan, Iran "siap berperang, sama seperti kami siap untuk perdamaian".

Baca juga: Warga Beit Lahia Gaza Utara: Saat Dunia Fokus ke Lebanon dan Iran, Israel Sedang Memusnahkan Jabalia

Sebagai tanggapan, Fuad Hussein menyatakan, baik Iran maupun Irak menghadapi tantangan yang signifikan, terutama karena agresi Israel terhadap Gaza terus berlanjut dan konflik kini telah meluas ke Lebanon.

Ia memperingatkan, perang yang sedang berlangsung di Gaza dan Lebanon mengancam keamanan dan stabilitas kawasan.

"Penilaian pemerintah Irak adalah bahwa kelanjutan perang ini berbahaya dan memiliki banyak dampak buruk bagi Irak dan seluruh kawasan," ungkapnya.

Hussein juga menyebutkan, rezim Israel telah mengancam akan menargetkan lokasi-lokasi tertentu di Iran dan juga mengancam Irak untuk melibatkannya dalam konflik tersebut.

"Di Irak, kami dengan tegas menentang segala penyalahgunaan wilayah udara kami dalam perang ini dan berupaya untuk menjauhkan bayang-bayang perang dari kawasan ini, khususnya dari Irak," ujar Hussein.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini