News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Pakai AI, Keluarga Sandera Israel Buat Video Putra Netanyahu Ditahan di Terowongan Hamas

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yair Netanyahu, putra Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang ditampilkan dalam video AI yang dirilis oleh keluarga sandera Israel pada Rabu (4/12/2024), menunjukkan Yair seolah ditahan di terowongan Hamas.

TRIBUNNEWS.COM - Keluarga sandera Israel di Jalur Gaza menerbitkan video yang dibuat dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), menunjukkan Yair Netanyahu, putra Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, seolah ditahan di terowongan Hamas.

Video itu berdurasi satu menit berjudul "Pejuang Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) meluncurkan sinyal kehidupan dari terowongan Gaza" dengan tulisan 'Banjir Al-Aqsa' yang digunakan Hamas di semua videonya.

"Saya mohon kepada bapak dan ibu, lepaskan kami," kata Yair Netanyahu dalam video itu, berbicara kepada orang tuanya, Sarah dan Benjamin Netanyahu.

"Nama saya Yair Netanyahu dan saya berusia 33 tahun dari Yerusalem. Saya di sini hampir tanpa makanan atau air dan tanpa melihat matahari atau menghirup udara. Hidup saya dalam bahaya karena bom," katanya.

"Hamas mendengarkan saya dan melindungi saya dari agresi Israel... Kini gencatan senjata telah tercapai (dengan Hizbullah) di utara, sekarang saatnya mengizinkan kami untuk pergi," lanjutnya.

Yair Netanyahu dalam video AI itu juga meminta Netanyahu untuk menyetujui gencatan senjata untuk membebaskan sandera di Gaza.

“Ayah, hanya Ayah yang bisa.. Kebanyakan orang menginginkan kesepakatan.. Tolong ingat saya.. Tolong lakukan semuanya.. Saya rindu kebebasan saya.. Saya ingin pulang," katanya.

Keluarga sandera merilis video tersebut untuk menggambarkan kondisi sandera Israel yang ditahan oleh Hamas di Gaza.

Video itu juga mendesak pemerintahan Netanyahu untuk mengintensifkan upayanya untuk mencapai kesepakatan dan memulangkan mereka.

Sebelumnya, Asosiasi Keluarga Sandera di Gaza meminta warga Israel untuk berpartisipasi dalam protes di Tel Aviv dan Yerusalem pada Sabtu (30/11/2024) pekan lalu.

Asosiasi tersebut mengatakan menyelesaikan kesepakatan pertukaran tahanan adalah satu-satunya cara untuk memulangkan para sandera.

Baca juga: Israel Akui 6 Sandera Tewas Gara-gara Serangan Udaranya di Khan Yunis pada Agustus Lalu

Asosiasi yang mengorganisir gerakan protes selama beberapa bulan terakhir itu menganggap Netanyahu adalah orang yang menghalangi kesepakatan pertukaran tahanan seperti diberitakan Felesteen News.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 44.532 jiwa dan 105.538 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (4/12/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini