Sebagai pemimpin, Qaani bertugas mengoordinir seluruh pasukan Al-Quds yang ada di Timur Tengah serta di wilayah lain yang ada di seluruh dunia.
Meski tidak fasih berbicara bahasa Arab, Qaani berpengalaman dalam operasi luar negeri di luar perbatasan timur Iran, termasuk di Afghanistan dan Pakistan.
Perannya yang penting dalam kemajuan Al-Quds membuat pemerintah AS menetapkan Qaani sebagai teroris pada Pada 2012.
AS berdalih penetapan itu dilakukan lantaran Qaani diduga terlibat dalam memasok senjata kepada kelompok teroris yang ada di Gambia.
Meski menjabat sebagai pimpinan tertinggi, Qaani dikenal sebagai pribadi yang tertutup dan selalu menjaga privasi.
Ia juga selalu menghindar untuk bertemu banyak orang, terutama dengan media.
Qaani menampilkan dirinya sebagai figur yang "lebih rendah" daripada Qassim Soleimani. Hanya sedikit informasi yang beredar tentang dirinya di internet maupun kabel-kabel diplomatik yang "bocor".
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)